Berita Banyumas
Mitos Keangkeran Jalan Raya Kebun Krumput Banyumas, yang Justru Banyak Undang Pengemis
Sejumlah pengemis duduk di sepanjang jalan raya Kebun Krumput, Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rival Almanaf
Mereka menganggap itu sebagai berkah hujan uang.
Sejak saat itulah semakin banyak warga memanfaatkannya sebagai sarana mengemis.
Sehari-hari mereka mencari nafkah menjadi pengemis dengan memungut koin yang dilempar pengemudi ketika melintasi jalan tersebut.
Munculah mitos memberikan upeti bagi penunggu jalan.
• Chord Kunci Gitar Lagu Anak Tik Tik Tik Bunyi Hujan
• Sering Ubah Gaya dan Warna Rambut, Atta Halilintar: Dari pada Ganti yang Lain-lain
Jika tidak melempar koin maka pengendara yang tidak berhati-hati pasti rawan mengalami kecelakaan.
Bahkan menurut kepercayaan masyarakat setempat mesti dibarengi dengan mengucap "kulanuwun" atau "nderek langkung" yang artinya adalah permisi.
Pengemis di sepanjang jalur Kebun Kruput melakukan pekerjaan tersebut selama 24 jam secara bergantian.
Pagi sampai sore kebanyakan adalah kaum wanita dan anak-anak.
Sedangkan malam hari didominasi kaum laki-laki
Hal itu dilakukan supaya tidak terlalu banyak yang duduk di sepanjang jalan.
Contohnya saja Satinem (37), warga Desa Pageralang mengemis mulai pukul 10:00 WIB sampai 17:00 WIB.
"Kalau hari-hari biasa bisa mendapatkan Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu perhari.
Jika hari besar seperti lebaran bisa lebih banyak sekira Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu perhari," ujar Satinem kepada TribunBanyumas.com, Minggu (1/3/2020).
Satinem membawa serta anaknya yang masih berumur 4 tahun.
Anak pertamanya kelas 6 SD sedangkan suaminya adalah pekerja kuli bangunan.