Berita Regional
Kisah Kakek Pemulung Sebatangkara Diusir Istri Karena Hanya Beri Rp 50 Ribu
Seorang kakek berusia 62 tahun di Padang diusir istrinya karena hanya memberikan uang Rp 50 ribu.
Tapi, jika tidak dia hanya mendapatkan sebungkus nasi dari orang-orang di jalanan yang merasa iba terhadap dirinya.
"Kalau dapat uang, saya bisa makan. Kalau gak dapat, tentu gak makan," terangnya.
Sejak muda dia terpaksa merantau ke Padang berharap mendapat hidup lebih baik.
Dia sudah lama di Padang, yakni sejak 1975 silam.
Sempat punya usaha jualan buah-buahan seperti jeruk dan duku, namun itu juga tak bertahan lama.
Dia mengatakan, membeli buah itu ternyata harus berutang lebih dulu.
Jika tak ada jual beli, tentu hanya menyisakan utang.
Karena takut berutang, makanya dia memutuskan untuk memilih mencari botol bekas.
"Dari Batusangkar ke Padang mengadu nasib, saat itu saya masih bujang," ucap Zulmanis.
Dia memulung dari pagi sampai sore, kadang malam-malam juga, berangkat pukul 08.00 pagi dan pulang pukul 22.00 WIB.
Kemana saja Zulmanis mencari botol bekas, kalau terasa tak kuat lagi dia memilih untuk berhenti sejenak dan beristirahat.
Tinggal di sebuah kontrakan dengan uang sewa Rp 300 ribu, cukup berat bagi dia.
• Viral Ibu dan Tiga Putrinya Menikah Bersamaan, Salah Satu Mempelai Beberkan Ide Awal
• Video Mesum Gadis Ini Bersama Mantan Tersebar ke Keluarga Calon Suami Jelang Akad Nikah.
Namun, dia bersyukur masih ada dermawan yang kadang-kadang memberinya sedikit uang.
"Awalnya, saya tidur dimana saja. Lalu, ada orang baik hati yang menawarkan untuk tidur di kontrakan saja karena dia cemas saya tertangkap oleh Satpol PP jika tidur di jalan," ujar Zulmanis.
Berpuluh-puluh tahun hidup di Padang menjadi pemulung, tentu tidak mudah bagi Zulmanis.