Baru Ditemukan, Candi Kunti Daya Tarik Baru Kawasan Wisata Dieng
Candi itu ditemukan di dekat museum Kaliasa, lereng bukit Pangonan di lahan milik Alief Fauzi warga Desa Dieng Kulon
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Kawasan wisata dataran tinggi Dieng bakal memiliki daya tarik baru.
Bukan objek wisata alam yang baru dibuka, melainkan keberadaan candi yang baru ditemukan di lereng bukit Pangonan, Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur.
Candi itu ditemukan di dekat museum Kaliasa, lereng bukit Pangonan di lahan milik Alief Fauzi warga Desa Dieng Kulon saat penggalian untuk proyek septic tank.
• Setelah 1 Tahun Riyanto Husnooohh dari Cilacap Buktikan Moto Hidupnya: Dengan Ngapak Hidupku Kepenak
• Kepsek SD di Purbalingga Beberkan Detik-detik Siswanya Tewas Tenggelam di Kolam Renang:Kami Menyesal
• Anda Sulit Tidur? Ini Teknik Tidur Lelap dalam Waktu 10 Detik dan 60 Detik, Biasa Dipakai Militer
• Jebolan The Voice Indonesia Tendang Kepala Ibu Berkali-kali gara-gara Tak Segera Siapkan Bajunya
Sayang candi itu hanya ditemukan bagian kakinya.
Adapun bagian tubuh dan atap candi tidak ditemukan.
Temuan itu menarik BPCB untuk melakukan penelian lebih mendalam.
Eskavasi atau penggalian pun akhirnya dilakukan BPCB untuk menyingkap tabir misteri temuan itu, sejak 17 Februari 2020 lalu.
Dari hasil eskavasi, menurut Kepala UPTD Objek Wisata Dieng Dinas Pariwisata Banjarnegara Aryadi Darwanto, candi ini diketahui memiliki denah persegi panjang dan menghadap ke arah timur.
Tim juga mendapati temuan menarik lainnya, antara lain potongan kaki arca, serta ratna atau bagian atap candi. Tim juga menemukan banyak batuan lain di lahan itu yang akan berguna jika dilakukan restorasi.
"Nanti masih akan ada eskavasi lagi yang lebih luas,"katanya
Seperti bayi yang baru lahir, candi yang lahir dari perut bumi ini pun menuntut pemberian nama.
Penamaan candi untuk mempermudah pendataan maupun penyebutan bangunan peninggalan sejarah itu oleh masyarakat.
Sebagaimana candi-candi lain di Dieng, baik yang masih ada dan kini menjelma menjadi objek wisata maupun telah hilang.
Di antara candi itu diberi nama Pandawa, semisal Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.
Sayangnya, tidak ada catatan sejarah yang menyebut candi ini.
Candi ini, menurut Aryadi, terbilang temuan baru dan belum tersebut dalam catatan Belanda.
Ini berbeda dengan beberapa candi lain yang meski belum ditemukan atau hilang, namanya masih tertinggal atau disebut dalam catatan Belanda, semisal Candi Prau yang hilang.
Karena belum ada penyebutan nama candi itu sebelumnya, muncul ide untuk menamai candi itu.
Dari pikiran Ketua Unit Candi Dieng BPCB Jateng Eri Budhiarto, muncul nama Kunti untuk menyebut candi itu.
Aryadi sepakat dengan penamaan itu.
Dalam dunia pewayangan, Kunti adalah nama Dewi yang merupakan ibu dari para Pandawa.
Adapun nama Pandawa telah dipakai untuk menyebut candi-candi di komplek Candi Arjuna.
Jika ada anak, tak lengkap rasanya jika tidak ada sang ibunda.
Karenanya, nama Kunti dirasa tepat untuk melengkapi keluarga Pandawa yang berwujud candi-candi di Dieng.
Lokasi candi Kunti berada lebih tinggi dari candi-candi lain di komplek Candi Arjuna, yakni di lereng gunung Pangonan.
Ini seakan mengisyaratkan, Dewi Kunti sedang mengawasi anak-anaknya yang merupa candi-candi berjuluk Pandawa.
"Nama Kunti pas untuk candi itu,"katanya. (*)
• Kisah Sugeng Wiyono Kolektor Foto Tua Asal Purwokerto, Menolak Iming-iming Mobil dari Orang Belanda
• Setelah 1 Tahun Riyanto Husnooohh dari Cilacap Buktikan Moto Hidupnya: Dengan Ngapak Hidupku Kepenak
• Lola Hadir Lagi di Tukang Ojek Pengkolan, Netizen Khawatir Rinjani dan Mas Pur Ambyar
• Jebolan The Voice Indonesia Tendang Kepala Ibu Berkali-kali gara-gara Tak Segera Siapkan Bajunya