Berita Kesehatan
Mengisi TTS Bisa Jaga Kesehatan Otak. Selain Itu, Apa Saja yang Bisa Dilakukan? Ini Penjelasan Ahli
Mengisi TTS Bisa Jaga Kesehatan Otak. Selain Itu, Apa Saja yang Bisa Dilakukan? Ini Penjelasan Ahli
TRIBUNBANYUMAS.COM - Apa yang Anda lakukan untuk menjaga kesehatan otak?
Selama ini, mengisi teka teki silang (TTS) bisa menjadi cara yang baik untuk menjaga kesehatan otak.
Selain mengisi TTS, menyelesaikan pemasangan puuzle, memcahkan rumus matematika juga baik untuk kesehatan otak.
Lalu, selain hal-hal itu, apa saja yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan otak?
• Selebrasi Mahmoud Eid dapat Reaksi Keras dari Persija, Aji Santoso Bicara Latar Belakang Pemainnya
• Timnya Takluk, Asisten Pelatih Persib Bandung Nilai 2 Hal Ini Jadi Kelebihan PSCS Cilacap
• Detik-detik Penjaga Sarang Walet Ditikam Komplotan Rampok Hingga Tewas. Begini Kesaksian Istri
• Tukang Ojek Pengkolan, Ojak Makin Dekat sama Maya hingga Toko Barang Mantan di Kampung Rawa Bebek
Para peneliti di University of South Australia, Adelaide telah menemukan cara baru yang ntaman untuk menjaga kesehatan otak.
Menurut peneliti Dr. Ashleigh Smith dan mahasiswa PHD Maddison Mellow, otak sebenarnya dapat mengalami perubahan neuroplastisitas yang tinggi dengan 20 menit latihan interval atau 25 menit latihan aerobik sedang.
Neuroplastisitas mengacu pada kemampuan otak untuk mengubah atau memodifikasi koneksi sarafnya.
Hal itu sangat penting bagi perkembangan otak, seperti mempelajari keterampilan baru dan mempertahankan ingatan.
• Obat Virus Corona Akhirnya Ditemukan, Siapa Sangka Sering Dikonsumsi Oleh Orang Indonesia
Untuk melakukan percobaan, kelompok yang terdiri dari 128 peserta diminta menyelesaikan satu latihan olahraga baik di sepeda latihan atau treadmill.
Beberapa peserta diminta melakukan latihan intensitas rendah dengan berlari atau bersepeda dengan kecepatan terus-menerus.
Sedangkan yang lain menjalani latihan interval intensitas tinggi, di mana denyut jantung dinaikkan untuk periode yang singkat.
Dr. Smith menyebut, "bersepeda atau berlari dengan kecepatan penuh tanpa memadukan tempo dapat meningkatkan hormon stres, kortisol, yang menghalangi efek positif."
• Sambut Kelahiran Anaknya, Tantri Kotak: Hai Anak Lanang, Kamu yang Ditunggu Selama 9 Bulan
Ia menambahkan, "kortisol tampak memainkan peran utama dalam menentukan apakah latihan itu bermanfaat secara mental."
Smith melanjutkan, otak pada dasarnya perlu bertindak seperti adonan atau karet gelang.
"Otak memiliki banyak jalur saraf yang dapat mereplikasi fungsi lain, sehingga jika otak rusak, ia dapat mengubah kembali sinyal di sepanjang jalur yang berbeda."