Mau Wisata yang Beda di Banyumas? Ini Lho Kampung Mino, Anda Bisa Belajar Segala Hal tentang Nopia

Berbentuk bulat, putih bersih seperti telur ayam kampung, menjadikannya cocok sebagai hantaran oleh-oleh

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah

Berkat usaha mendirikan Kampung Nopia Mino, kampung Pekunden menjadi semakin tersohor.

"Beberapa waktu yang lalu turis asing juga sempat kesini. Seperti dari Korea, Inggris, dan Arab," ujarnya.

Kebanyakan dari para pengunjung mengaku terkesan dengan proses pembuatan Nopia yang unik.

Keunikan tersebut ada pada proses pembakarannya.

Dimana alat yang digunakan tidak menggunakan oven modern seperti kebanyakan, melainkan menggunakan oven tradisional yang disebut gentong.

Gentong adalah tempat pembakaran  yang terbuat dari tanah liat berbentuk silinder bulat mirip seperti sumur air.

Akan tetapi pada lapisan dalamnya terdapat besi panas sebagai tempat menempelkan adonan-adonan Nopia dan Mino.

Sebelum adonan dipanggang, gentong terlebih dahulu dipanaskan dengan cara membakar kayu bakar di dalamnya.

Setelah kayu bakar menjadi arang dan suhu di dalam Gentong panasnya sudah pas, maka adonan Nopia dan Mino bisa ditempelkan pada bagian dalam gentong.

Proses pembuatan adonan Nopia dan Mino ada dua tahap.

Pertama adalah membuat kulitan, kedua adalah isian.

Isiannya berupa gula jawa dan terigu. Sedangkan kulitan terbuat dari terigu, gula pasir dan minyak.

"Memasak Nopia itu resikonya lebih besar, ketimbang Mino sebab jika bolong sedikit saja bisa tidak mau mengembang," ujar Ketua Paguyuban Roti Mino Banyumas, Sunarno.

Sunarno mengatakan jika penjualannya selama ini lancar karena setiap pedagang sudah mempunyai pelangganya masing-masing.

Dia sendiri biasanya menjual Nopia dan Mino ke pasar Banyumas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved