Ganjar Heran Tawangmangu Karanganyar Bisa Banjir, Setelah Dicek Penyebabnya Terungkap
"Saya heran kok Tawangmangu tiba-tiba bisa. Saya cek ternyata (hutan) gundul, terlihat rumput-rumput saja...
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
TRIBUNBANYUMAS.COM,KARANGANYAR - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo merasa terkejut dengan perubahan morfologi hutan di Bukit Mongkrang, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar, Rabu (12/2/2020).
Ia menemukan kawasan hutan mengalami kerusakan cukup parah. Pohon-pohon gundul.
Hutan telah beralih fungsi sebagai lahan pertanian.
Menurutnya, kondisi tersebut yang menjadi satu penyebab Karanganyar dilanda banjir.
"Saya heran kok Tawangmangu tiba-tiba bisa. Saya cek ternyata (hutan) gundul, terlihat rumput-rumput saja.
Dulu itu masih hutan belantara, saya tahu karena masa kecil saya di sini," ucapnya di sela-sela penanaman pohon pohon bersama masyarakat dan komunitas di lereng Gunung Lawu.
Gubernur juga mengajak kepada masyarakat yang mengikuti penanaman massal untuk tidak membuang sampah sembarangan.
"Selain hutan gundul, ternyata juga sampahnya luar biasa.
Kami minta agar dibereskan segera. Gorong-gorong dibesarkan," tandasnya.
Menurutnya, partisipasi masyarakat diharapkan timbul agar bencana alam bisa diantisipasi.
Kesadaran masyarakat terutama para petani sayur mayur diminta sadar akan bahaya yang mengintip mereka, seperti banjir dan tanah longsor.
Banyaknya hutan yang beralih fungsi jadi lahan pertanian sayuran membuat tanah riskan bergeser. Serta tidak ada penghambat air dalam tanah.
"Untuk menanam hingga menjadi pohon besar butuh puluhan tahun, tapi untuk menebang hanya butuh waktu tiga menit.
Lahan pertanian bisa diselingi dengan tanaman kopi atau pohon keras lainnya," ucap gubernur.
Ganjar kemudian memerintahkan Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto yang mendampinginya dalam acara itu, untuk menggalakkan penanaman pohon.
Rober diminta menggandeng perangkat daerah yang terendah mulai camat, lurah hingga ketua RT/RW di Tawangmangu untuk melakukan penanaman pohon kembali di kawasan lereng Lawu.
Ganjar menambahkan pihaknya akan terus menanam pohon atau reboisasi di sejumlah titik hingga Maret. Selain untuk merawat mata air, juga meminimalkan bencana.
"Ada yang mengatakan penanaman pohon ini percuma karena sudah gundul. Nah kalah sudah gundul, terus mau dibiarkan begitu saja? Ya harus ditanam. Jangan nyinyir, ayo tanam," tandasnya.
Ketua Relawan Gunung Lawu, Giyatno mengatakan, kondisi lereng Lawu sudah sangat memprihatinkan.
Karena itu, ia ikut menanam massal bersama gubernur. Puluhan anggota dibawa untuk menanam ratusan pohon.
"Satu orang harus membawa dua bibit pohon. Ini bawa pohon beringin, pereh, dan bulu. Ini pohon mitos, supaya masyarakat mau tanam juga takut," tuturnya.
Selain gerakan menanam, edukasi kepada masyarakat adalah poin utama.
"Sebab yang memanfaatkan lahan itu masyarakat, selama ini mereka menebang pohon untuk memanfaatkan lahan. Jadi, sosialisasi dan edukasi harus ditingkatkan," imbuhnya.(mam)