Kisah Difabel Inspiratif
Mulyono Merasa Hidup Kembali Setelah Bikin Miniatur Mobil. Tak Mau Dikasihani
Mulyono (39) warga salatiga, alami kecelakaan kerja pada 2010. kakinya diamputasi. setelah sempat terpuruk, kini mulyono merasa hidup kembali
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SALATIGA - Untuk bangkitkan semangat hidup dan berkarya lagi setelah terpuruk karena kehilangan satu kaki tentu butuh waktu.
Apalagi sosok Mulyono tak mau dikasihani. Pengin bisa hidup mandiri dengan cucuran keringat sendiri.
Mengingat kenangan peristiwa tahun 2010 menjadi momen menyakitkan bagi Mulyono (39) warga Jalan Kenanga RT 4/RW 2, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
Pasalnya, dia yang saat itu masih berstatus sebagai pekerja pada bagian finishing di sebuah pabrik mebel di Boyolali mengalami kecelakaan kerja sehingga mengharuskan kaki kirinya diamputasi.
• Kesimpangsiuran Informasi Keberadaan Harun Masiku, Yasonna Salahkan Sistem Imigrasi
• Resmi! Polisi Segera Tetapkan Petinggi Sunda Empire sebagai Tersangka Keonaran
• Kisah Nelayan Selamat dari Penculikan Abu Sayyaf, Dulu Kabur tapi Pingsan, Diperlakukan Seperti Ini
• Sudah 16 Negara Terpapar Corona, Menkes: Sampai Kini di Indonesia Belum Ada Pasien yang Positif
Saat Tribun Jateng menemui Mulyono di lokasi produksi miniatur mobil tidak jauh dari rumahnya, Mulyono bercerita sewaktu kejadian dirinya tengah mendapat tugas membongkar sebuah rumah tua.
Celakanya, material bangunan menimpa kaki kirinya hingga tidak bisa digerakkan dan akhirnya harus diamputasi.
"Saat kejadian itu, selama dua tahun saya tidak bisa beraktivitas normal. Tapi pemilik perusahaan menanggung semua kebutuhan hidup saya, hingga saya dipekerjakan kembali," terangnya kepada Tribunjateng.com, belum lama ini .
Setelah menjalani perawatan dan dinyatakan sembuh Mulyono kembali bekerja meski dengan satu kaki. Tetapi, kehadirannya bukan menjadi sebuah hal penting sebagaimana dulu.
• Bocah SD Hilang 4 Tahun, Pulang dalam Kondisi Hamil 9 Bulan, Keberadaannya Selama Ini Terungkap
Hingga kemudian dia sadar keberadaannya seolah tidak dihiraukan lingkungan tempat kerjanya.
Pekerjaan yang biasa dilakukannya, dialihkan ke orang lain. Sedangkan dia diberikan tugas pekerjaan baru. Mulyono saat itu menilai bahwa pemberian pekerjaan kepadanya dilandasi rasa belas kasihan.
"Lalu tahun 2017 saya memutuskan kembali pulang ke Salatiga karena tidak mau menjadi beban serta menolak dikasihani lantaran hanya memiliki satu kaki," katanya.
Ia menambahkan, sekembalinya di Salatiga diakuinya justru tidak membuat batinnya lebih baik tetapi malah merasa semakin terpuruk. Bahkan, dia sempat mengurung diri hingga setahun lamanya.
• Antisipasi Penyebaran Virus Corona, TKA China yang Cuti Dilarang Kembali ke Cilacap
Semangatnya mulai muncul kembali ketika tetangga memberikan penilaian lain serta menerima keberadaannya sekarang dengan satu kaki dan selalu mendorongnya agar bersedia bersosialisasi.
Dia pun tak bisa naik sepeda motor dengan kondisi saat ini. Dia sudah tak punya orangtua. Hidup sebatang kara. Jika ingin bepergian ke mana-mana Mulyono diantar tetangganya.
"Tapi kembali di Salatiga, saya justru terpuruk. Tak punya pekerjaan dan terus mengurung diri di rumah. Saya merasa semua sudah selesai. Hampir setahun saya tidak bergaul 2017-2018.