Teror Virus Corona
Soal Virus Corona, Ini Tugas Khusus Menkes Terawan dari Presiden Jokowi
Presiden Jokowi memberi tugas khusus untuk Menkes dr Terawan Agus Putranto. Presiden ingin Menkes memastiak tak ada warga terjangkit corona
TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Virus corona terus menyebarkan teror. Jumlah korban akibat virus mematikan, yang diduga kuat berasal dari hewan liar yang dijadikan kuliner ekstrem ini terus bertambah.
Ratusan kasus orang terjangkit virus corona terus bertambah hingga mendekati angka seribuan.
Jumlah korban tewas pun terus meningkat. Tak heran, Presiden Joko 'Jokowi' Widodo pun memberikan tugas khusu untuk Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.
Hingga Jumat (24/1), otoritas China menyebut 25 orang meninggal dunia dan 830 kasus terinfeksi virus yang bermula dari Wuhan, China. Merebak beberapa isu ada pasien terjangkit, di Jakarta, Bali dan Padang, namun Presiden Joko Widodo memastikan Indonesia masih steril dari penyakit yang menular melalui pernafasan.
• Di Balik Kontroversi Ketua KPK Komjen Pol Firli Bahuri: Saya Masuk KPK Itu Kehendak Tuhan (1)
• Ular Weling Tewaskan Anak 11 Tahun di Bandung, Simak Cara Menghadapinya Menurut Ahli
• Waspada Jika Anda Sering Kebas dan Kesemutan, Penderita Diabetes Paling Banyak Mengalaminya
• Kronologis Siswi SMA Diculik Sopir Angkot Hingga Dibunuh dan Dimutilasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan virus Korona atau Koronavirus belum menyebar dan menjangkit penduduk di Indonesia. "Sampai sekarang informasi yang saya terima dan moga-moga seterusnya, tidak ada yang terjangkit virus Korona," kata Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/1).
Meski begitu, Jokowi meminta semua masyarakat mewaspadai penyebaran virus Korona itu. "Terpenting kita waspada dan hati-hati. Saya sudah perintahkan ke Menkes untuk diawasi secara detil diawasi," ucapnya.
Sebelumnya sempat beredar informasi menyebut ada pasien yang diduga tertular virus Korona dirawat di beberapa rumah sakit. Misalnya, di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta, RS Siloam Jakarta, RSUP Sanglah Bali, dan di Padang, Sumatera Barat.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini telah menginstruksikan Menteri Kesehatan Terawan untuk ikut mengawasi secata detail. Ia juga telah meminta Menkes Terawan terus memonitor dan melakukan screening bagi penumpang dari sejumlah negara.
• Intip Momen Hangat Perayaan Imlek Ahok dan Keluarga
Ia juga melakukan antisipasi jika terdapat indikasi virus Korona mulai terbawa penumpang dari luar negeri. "Kita kan juga sudah siap mengecek dengan scanner setiap kedatangan dari luar, siapa pun yang kita perkirakan kemungkinan besar terjangkit," jelas Jokowi.
Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan bahwa otoritas setempat sedang memeriksa 1.072 kasus terduga virus Korona.
Virus yang menyebabkan masalah pernapasan yang bermula di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China telah menyebar ke berbagai kota seperti Beijing, Shanghai dan Hong Kong.
Bahkan kasus virus Korona telah terkonfirmasi menyebar hingga ke Singapura, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam dan Amerika Serikat (AS).
• Simak Jadwal dan Lokasi Tes SKD CPNS Kemendikbud di Jawa Tengah
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut wabah virus Korona ini sebagai 'situasi darurat di China' namun belum menyebutnya sebagai epidemi internasional, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (24/1).
Dalam pernyataan terbaru, Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan jumlah korban tewas bertambah menjadi 25 orang, setelah delapan pasien virus Korona meninggal dunia pada Kamis (23/1) waktu setempat. Sekitar 259 kasus baru dilaporkan di berbagai wilayah China.
Virus Korona atau Koronavirus telah menjadi masalah kesehatan global sejak awal tahun 2020. Adapun virus ini berawal dari sebuah kota di Wuhan, Provinsi Hubei, China atau Tiongkok.
Menurut WHO, virus Korona adalah keluarga besar virus yang berkisar dari flu biasa hingga penyakit yang jauh lebih serius.
• 10 Negara yang Resmi Konfirmasi Telah Terjangkit Virus Corona, Menyebar hingga Eropa dan Amerika
Penyakit-penyakit ini dapat menginfeksi manusia dan hewan. Ketegangan yang menyebar di Tiongkok terkait dengan dua virus Korona lain yang telah menyebabkan wabah besar dalam beberapa tahun terakhir.
Sindrom pernapasan Timur Tengah juga dikenal sebagai MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Gejala infeksi virus Korona berkisar dari masalah pernapasan, kesulitan bernapas, demam dan batuk. Kasus pneumonia yang jauh lebih parah di antaranya gagal ginjal, sindrom pernapasan akut dan kematian.
Terpisah Wakil Presiden Ma'ruf Amin meyakini pemerintah sudah bertindak dalam hal antisipasi terhadap Pneumonia Unknown Causes atau virus Korona yang dikhawatirkan pada beberapa hari belakangan.
• Kronologi Mencekam 4 Pelajar SMP Berlarian ke Jurang saat Dikejar Pelajar Lain, 1 Tewas
"Saya kira kita sudah mengantisipasi kemungkinan, jadi belum ada kepastian untuk masuk," ujar Ma'ruf.
Kementerian Kesehatan di bawah Menkes Terawan, dikatakan Ma'ruf, sudah mendata sejumlah kemungkinan terkait virus yang bersumber dari Cina tersebut.
"Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan antisipasi mereka yang datang dari berbagai di luar negeri khususnya dari China, khusus dari Wuhan, jadi sudah ada antisipasi," ujarnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencegah masuknya virus Korona ke Indonesia, dengan menyiapkan termoscanner di 135 pintu keluar masuk negara Indonesia.
• Jadwal dan Tempat Pelaksanaan Tes SKD Kementerian Riset dan Teknologi
"135 pintu negara baik udara, laut, maupun darat yang jaga petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes Anung Sugihantono.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta Kementerian Kesehatan untuk melakukan pencegahan masuknya virus Korona ke Indonesia.
"Kemarin saya sudah tanya ke Menkes, apa langkah-langkah kita untuk melakukan preventif, jangan sampai kecolongan gitu," ucap Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (24/1).
Menurut Moeldoko, Kemenkes telah melakukan pencegahan dengan menyiapkan timnya di setiap pintu masuk negara, baik di pelabuhan maupun bandara. "Dipintu masuk ada upaya untuk mendeteksi, yang paling pentjng adalah preventifnya," kata Moeldoko.
• Trump Bilang Rudal Iran Tidak Memakan Korban, Kenyataanya 34 Tentara AS Cedera Otak
Sementara terkait adanya permintaan agar pemerintah menerbitkan travel warning ke negara China, Moeldoko mengaku sampai saat ini belum diputuskan.
"Belum ada, tapi untuk masyarakat Indonesia yang sudah ada di sana, pasti bisa antisipasi dengan baik," tutur Moeldoko.
Siaga Satu
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berharap masyarakat tetap tenang dalam menyikapi kabar persebaran virus Korona yang berasal dari Wuhan, China.
Saat ini Kementerian Kesehatan telah siaga satu dalam mengantisipasi masuknya virus Korona ke Tanah Air. "Saya akan cek semua, termasuk pintu-pintu masuk negara," ucap Terawan, seperti dikutip situs resmi Kemenkes, Jumat (24/1).
• Berenang di Pantai Sadranan Gunung Kidul, Wisatawan Justru Temukan Orok Bayi Laki-laki
"Kita sudah siaga satu ini, enggak ada tidurnya. Jadi tenang, saya bekerja membantu masyarakat untuk tidak usah khawatir," kata Terawan.
Sebelumnya, Kemenkes mendapat laporan bahwa ada seorang karyawan Huawei yang diduga terjangkit virus Korona seusai tiba dari China. Mendapati informasi tersebut, dirinya langsung mendatangi lokasi kejadian di Gedung BRI, Jakarta Pusat.
Karyawan itu kemudian menjalani pemeriksaan medis dan hasilnya dipastikan bahwa ia hanya mengalami flu biasa, bukan terjangkit virus Korona seperti dikabarkan.
"Tidak terjadi apa-apa dan sudah dipastikan dia hanya sakit radang tenggorokan biasa. Pasien sudah dicek dan Dinas Kesehatan juga telah memberikan laporan ke saya," kata Menkes.
• Viral Penjual Tahu Cantik yang Ternyata Bukan Orang Biasa, Kegigihannya Patut Jadi Contoh
Terawan pun mengimbau agar semua pihak dapat menyaring setiap informasi yang beredar. Hal itu untuk menghindari adanya penyebaran informasi tidak benar alias hoaks yang hanya didasarkan pada asumsi, tanpa disertai bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
KBRI Bentuk Satgas
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing, China membentuk satuan tugas untuk melakukan pengecekan terhadap WNI di China.
Pembentukan satuan tugas ini dilakukan seiring merebaknya virus Korona di Wuhan, salah satu kota di China. "Ada juga satuan tugas (task force) yang dibentuk oleh KBRI di Beijing untuk mengecek kondisi mereka (WNI dan mahasiswa Indonesia) dari waktu ke waktu," ujar Faizasyah.
• Jadwal Thailand Masters 2020, Masuk Babak Semifinal, Hafiz/Gloria Jadi Tumpuan Indonesia
• Kondisi Pasar Makanan Ekstrem Wuhan Titik Mula Penyebaran Virus Corona, Apa Bedanya dengan Tomohon?
• Jadwal Film Bioskop di CGV Rita Supermall Purwokerto Akhir Pekan Ini
• Imlek ; Shio yang Diramal akan Hoki Pada Tahun Tikus Logam
Menurut Faizasyah, Kemenlu saat ini terus mendata WNI, termasuk mahasiswa Indonesia yang berada di China. Khususnya bagi para WNI yang saat ini berdomisili di Kota Wuhan, tempat merebaknya virus Korona.
Saat disinggung apakah sudah ada laporan adanya WNI di China yang terpapar virus ini, Faizasyah mengatakan belum ada.
"Belum ada (WNI Indonesia yang terpapar). Dan semoga tidak ada, " ujar Faizasyah. Berdasarkan informasi dari Komisi Kesehatan Nasional China, virus ini memiliki kemiripan seperti virus SARS dan MERS yang dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya. (Tribun Network/yud/sen/fia/mam/fik/rez)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/jokowi-tinjau-longsor-bogor.jpg)