Kisah Tony Wen, Orang Thionghoa Kepercayaan Soekarno Selundupkan Candu Demi Negara
Tony Wen, sosok beretnis Thionghoa dengan nama lain Boen Kim To itu, berperan penting dalam perjuangan Indonesia melawan Belanda tahun 1945-1949.
TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Siapa mengenal Tony Wen? Mungkin hari ini orang tak banyak mengenal pria kelahiran Sungai Liat, Bangka, tahun 1911, ini.
Padahal, sosok beretnis Thionghoa dengan nama lain Boen Kim To itu, punya peran penting dalam perjuangan Indonesia melawan pemerintahan Belanda tahun 1945-1949.
Selain sosok penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Tony Wen juga merupakan orang kepercayaan Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
• Polisi Temukan 25 Pohon di Ladang Ganja di Gunung Guntur Garut
• Dubes Selandia Baru Tantowi Yahya Turut Angkat Bicara Soal Pemecatan Dirut TVRI Helmy Yahya
• Terungkap! Raja Keraton Agung Sejagat Totok Santoso Pernah Ikuti Kegiatan Sunda Empire
• Empat Keluarga Jokowi yang Maju dalam Pilkada 2020 Beserta Alasannya
Tony merupakan seorang guru olahraga di Sekolah Pa Hoa di Jakarta.
Tony pernah menyelundupkan candu untuk membantu keuangan negara.
Ini sebagaimana dikutip dari buku 'Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran' yang ditulis wartawan Kompas, Iwan Santosa.
• Eks Bek Real Madrid ini Diduga Jadi Dalang Penembakan eks Striker Juventus, Apa Masalahnya?
Keponakan Tony Wen, Amung Chandra Chen menceritakan kedekatan Tony dengan Soekarno.
Ketika itu, Soekarno ditahan Pemerintah Belanda di Bukti Menumbing, Muntok, Bangka.
Amung dan Ayahnya diminta Tony untuk membantu melayani keperluan Soekarno.
• Ekki Soekarno Terbaring Lemah, Suami Soraya Haque Itu Alami Infeksi Paru-paru dan Serangan Jantung
"Dari urusan kiriman uang, baju, hingga cabut gigi Bung Karno dilayani ayah saya atas perintah Tony Wen yang saat itu tidak ikut ditangkap Belanda dan sedang bergerilya di luar Indonesia," ujar Amung, mengenang.
Penyeludupan Candu ke Singapura Tony memiliki peran dalam membiayai jaringan perjuangan Republik Indonesia di luar negeri yang dipimpin misi diplomatik Ali Sastroamidjojo dan Lambertus Nicolas Palar.
Sam Setyautama dalam buku 'Empat Puluh Tahun Indonesia Merdeka' menjelaskan, awalnya Kabinet Mohammad Hatta menyetujui gagasan Menteri Keuangan A.A. Maramis untuk menjual candu ke luar negeri, guna membantu perekonomian Indonesia saat itu.
• Detik-detik Bagus Selamatkan Diri saat Mobilnya Disundul Kontainer di Tol Cipularang
Mukarto Notowidagdo ditunjuk sebagai koordinator tim operasi candu.
Sementara Tony Wen menjadi pelaksana dalam tim tersebut, pengawas dijabat Soebeno Sosrosepoetro, dan dibantu Karkono Komajaya.
Tony sebagai pemimpin operasi menghubungi temannya Lie Kwet Tjien yang memiliki jaringan pedagang candu di Singapura.
• Dosen PTS di Semarang Meninggal Setelah Mobilnya Mengalami Kecelakaan Tunggal di Banyumanik
Operasi penyeludupan candu dilakukan Tony dan tim pada 7 Maret 1948.
Saat itu, Tony mengangkut setengah ton candu dari pantai Popoh di selatan Kediri.
Tim melintasi pantai selatan Jawa ke Selat Lombok. Mereka menghindari patroli Belanda yang memblokade Jawa dan Sumatera.
• Kepala BIN Budi Gunawan: Keberadaan Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire Sudah Lama Terdeteksi
Setelah kucing-kucingan dengan patroli Belanda, mereka tiba tanggal 13 Maret 1948.
Meski sempat ditahan imigrasi Singapura, tim berhasil keluar dan membuka kontak dengan sejumlah pihak dan menjual candu.
"Operasi lanjutan pun dijalankan dengan bantuan John Lie (Laksamana Muda Daniel Jahja Dharma).
• Pemecatan Dirut TVRI Terkait Siaran Liga Inggris? Helmy Yahya Melawan, Tulis Pembelaan 1200 Halaman
Operasi tersebut menggunakan pesawat ampibi Catalina yang dicarter dan berhasil dua kali mengirim dua ton candu ke Singapura," kata Sam.
Menurut Sam, operasi tersebut terdeteksi Pemerintah Belanda, Tony ditangkap dan ditahan polisi Inggris di Singapura.
Jadi Anggota DPR
Setelah lepas dari tahanan, Tony memulai karier politik yaitu menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1954-1956.
• Dubes Selandia Baru Tantowi Yahya Turut Angkat Bicara Soal Pemecatan Dirut TVRI Helmy Yahya
• Jalan Rusak Tungkep Purbalingga, dari Bikin Patah Tulang hingga Mau Ditanami Pohon oleh Warga
• Kritik Laporan Keuangan PT Asabri, Ombudsman RI: Penyajiannya Tidak Transparan
• Hindari Spekulasi Publik, Pendiri PAN Ini Sarankan Gibran Tak Turut Konstesasi Pilwakot Solo 2020
Ketika itu, Tony menggantikan, posisi Drs Yap Tjwan Bing.
Pada, 30 Mei 1963 Tony Wen meninggal dunia dan dimakamkan di Menteng Pulo.
Rumah Tony Wen kini menjadi tempat usaha yang menjual penganan khas coklat di seberang sebuah klinik Tionghoa di Jalam HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Tony Wen, Kepercayaan Soekarno yang Selundupkan Candu demi Negara