Kaleidoskop 2019: Kematian Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, yang Mengkhianati dan Penggantinya

Jenazah pria paling dicari dunia selaam lima tahun terakhir itu dilaporkan "dikubur" di laut setelah meminta saran pakar agama

Editor: muslimah
via The Independent
Potongan video berdurasi 18 menit memperlihatkan seorang pria yang diyakini sebagai Pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi.(via The Independent) 

Anak Buah Trump memang menyatakan bahwa operasi tersebut tidak bisa dilepaskan dari izin negara seperti Rusia untuk memasuki kawasan udara mereka.

Namun, milisi Kurdi Suriah yang selama ini menjadi sekutu Washington dalam memerangi ISIS juga memproklamirkan jasa mereka.

Penasihat Senior Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dengan Kurdi sebagai tulang punggungnya menyebut, mereka berhasil memperoleh DNA Baghdadi.

Can menerangkan, DNA si Pemimpin ISIS itu diperoleh dari celana dalam yang didapatkan oleh sumber utama mereka.

Siapa sumber itu, jika merujuk kepada keterangan seorang pejabat AS, adalah anak buah Baghdadi yang menaruh dendam.

Merujuk pada pernyataan Komandan SDF Mazloum Abdi, informan itu balas dendam setelah marah karena keluarganya disakiti.

Abdi menjelaskan, sosok itu adalah orang Arab yang mempunyai "banyak kerabat di ISIS".

Namun, dia tak yakin lagi dengan masa depan kelompok itu dan memutuskan membalas dendam.

Jadi, dia tidak hanya mencuri celana dalam Baghdadi, namun juga dengan akurat menggambarkan detil lokasi persembunyiannya di Barisha.

Seperti tata letak ruangan per ruangan di desa Barisha, jumlah lantai, berapa penjaga yang ada, hingga terowongan persembunyian.

Sumber AS mengungkapkan, sosok yang mengkhianati Baghdadi itu bakal menerima sebagian hadiah 25 juta dollar AS, sekitar Rp 350 miliar.

Selain itu, dia bersama keluarganya dilaporkan sudah dipindahkan dari Suriah sekitar dua hari setelah militer AS menyerbu bangunan di desa Barisha itu.

Klaim yang diberikan Kurdi menjadi sorotan setelah Trump membuat keputusan mengejutkan dengan menarik pasukan dari utara Suriah.

Penarikan itu dipandang banyak kalangan memberikan jalan bagi Turki untuk melakukan Operation Peace Spring pada 9 Oktober.

Ankara sudah memandang milisi Kurdi, utamanya Unit Perlindungan Rakyat (YPG) karena dianggap sebagai teroris.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved