Mau Tahu Beda Nopia dan Mino? Yuk Dolan ke Kampung Nopia Mino, Destinasi Wisata Unik di Banyumas

Ide mencetuskan kampung Nopia Mino bermula dari keinginan menaikan taraf hidup dari para pengusaha kecilnya

Editor: muslimah
Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati
Mino yang sudah matang 

Sebelum adonan dipanggang, gentong terlebih dahulu dipanaskan dengan cara membakar kayu bakar di dalamnya.

Setelah kayu bakar menjadi arang dan suhu di dalam Gentong panasnya sudah pas, maka adonan Nopia dan Mino bisa ditempelkan pada bagian dalam gentong.

Proses pembuatan adonan Nopia dan Mino ada dua tahap. Pertama adalah membuat kulitan, kedua adalah isian. Isiannya berupa gula jawa dan terigu. Sedangkan kulitan terbuat dari terigu, gula pasir dan minyak.

"Memasak Nopia itu resikonya lebih besar, ketimbang Mino sebab jika bolong sedikit saja bisa tidak mau mengembang," ujar Ketua Paguyuban Roti Mino Banyumas, Sunarno.

Sunarno mengatakan jika penjualannya selama ini lancar karena setiap pedagang sudah mempunyai pelangganya masing-masing.

Dia sendiri biasanya menjual Nopia dan Mino ke pasar Banyumas. Terkadang masyarakat akan menjual kembali dengan harga eceran.

Mino yang sudah matang
Mino yang sudah matang (Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati)

Pemasaran Nopia Mino patut di acungi jempol, sebab sudah bisa merambah pasar ekspor sampai ke negeri China. Sementara di dalam negeri, dipasarkan hingga Kalimantan, Sulawesi dan Bali.

Dengan adanya kampung Nopia Mino, Desa Pekunden, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas semakin menaikan daya tarik wisata.

Pengunjung dapat membuat langsung Nopia sekaligus berburu spot foto keren dan membawa pulang oleh-oleh khas Banyumas tersebut. (Tribunjateng/jti)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kampung Nopia Mino, Destinasi Wisata Home Industri di Banyumas, Apa Beda Nopia dan Mino?

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved