Berita Jateng

Soal Masjid di Bandungan Diacak-acak, Polisi Sebut Ada Masalah Pribadi dengan Pemilik Karaoke

Kapolres juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi oleh narasi yang belum terverifikasi. 

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: khoirul muzaki
Istimewa
DIACAK-ACAK - Tangkapan layar dari video yang menunjukkan kondisi Masjid Baiturrohim di Dusun Jetak, Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang tampak sejumlah perlengkapan ibadah diacak-acak. Polisi kini tengah menyelidiki kebenaran isi video serta mencari siapa perekam dan penyebar rekaman tersebut. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN – Polres Semarang menegaskan bahwa kasus video viral yang memperlihatkan kondisi Masjid Baiturrohim, Dusun Jetak, Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, dalam keadaan berantakan bukanlah tindak perusakan berlatar isu agama. 

Polisi memastikan, peristiwa itu berawal dari persoalan pribadi antara pihak perekam video dengan pemilik tempat hiburan di kawasan Bandungan.

Kapolres Semarang, AKBP Ratna Quratul Ainy menjelaskan, sebelum video itu viral di media sosial, laporan terkait peristiwa tersebut sebenarnya sudah masuk ke Polsek Bandungan. 

Polres kemudian memberikan asistensi untuk memastikan penanganan berjalan cepat dan akurat.

“Benar bahwa beberapa ormas keagamaan sempat menanyakan hal ini. 

Setelah kami lakukan tabayyun dengan takmir masjid dan perangkat desa, ternyata permasalahannya bersifat pribadi antar pihak dan kemudian diframing menjadi isu agama,” kata Kapolres, Selasa (28/10/2025).

Menurut AKBP Ratna, dari hasil penelusuran awal, insiden di Masjid Baiturrohim itu terkait dengan rangkaian peristiwa antara pemilik tempat hiburan di Bandungan dan seseorang yang terlibat dalam perekaman video tersebut. 

Polisi masih mendalami untuk memastikan siapa pelaku yang menyebabkan kondisi masjid terlihat berantakan serta siapa yang merekam dan menyebarkan video itu ke publik.

“Penyelidikan kami fokus pada dua hal, siapa yang membuat isi masjid menjadi berantakan dan siapa yang menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya. 

Karena penyebaran yang menimbulkan kebencian dan permusuhan tentu berimplikasi pidana,” tegas Ratna.

Kapolres juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi oleh narasi yang belum terverifikasi. 

Baca juga: Truk Tronton Muat Kayu Lapis 25 Ton Terperosok di Wonosobo, Sopir Luka

Dia berharap semua pihak tetap menahan diri dan tidak menjadikan peristiwa ini sebagai alat untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kepentingan tertentu.

“Polres Semarang akan menangani perkara ini secara profesional, transparan, dan berdasarkan fakta. 

Kami akan buat terang peristiwa ini agar publik mengetahui siapa pelaku sesungguhnya,” imbuh dia.

Sebelumnya, video berdurasi sekitar satu menit yang menampilkan kondisi dalam Masjid Baiturrohim dalam keadaan berantakan sempat menimbulkan keresahan pada pekan sebelumnya.

Dalam rekaman itu terlihat kursi mimbar terbalik dan sejumlah perlengkapan ibadah berserakan, disertai suara seseorang yang marah dan menuduh pihak tertentu sebagai pelaku.

Namun hasil penelusuran Tribun Jateng ke lokasi pada Selasa malam menunjukkan bahwa kondisi masjid tidak rusak dan warga setempat justru tidak mengetahui siapa perekam maupun kapan kejadian itu terjadi. 

Menjelang Subuh, seluruh perlengkapan sudah kembali tertata rapi, dan aktivitas ibadah di masjid berlangsung seperti biasa.

Kepala Desa Duren, Trismiwati, dan tokoh agama setempat Kiai Faudzin, sama-sama menegaskan situasi warga tetap kondusif. Mereka juga menolak anggapan bahwa kejadian itu terkait tindakan penodaan tempat ibadah.

“Warga ayem tentrem, kegiatan keagamaan berjalan lancar. 

Tidak ada kerusakan dan tidak ada keresahan,” kata Trismiwati.

Dengan penyelidikan yang masih berjalan, Polres Semarang berharap masyarakat bersabar dan menunggu hasil resmi agar tidak termakan isu yang menyesatkan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved