Berita Jateng

Berusia 476 tahun, Sejarah Kabupaten Kudus sejak Abad 14 Sampai Semaju Sekarang

Di balik kemajuan Kudus sebagai Kota Kretek, tersimpan perjalanan panjang dalam 476 tahun terakhir.

Penulis: Saiful Masum | Editor: khoirul muzaki
Saiful Masum
APEL HARI JADI - Ratusan peserta Apel Hari Jadi ke-476 Kabupaten Kudus mengenakan baju adat Kudus serentak, Selasa (23/9/2025) di halaman Pendopo Kantor Bupati Kudus. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - 476 tahun sudah Kabupaten Kudus berdiri kokoh sebagai satu di antara kabupaten yang mewarnai peta kehidupan di sekitar Gunung Muria.

Usia yang tidak muda lagi bagi sebuah kabupaten yang kini tumbuh menjadi daerah kuat di sektor industri hasil tembakau.

Di balik kemajuan Kudus sebagai Kota Kretek, tersimpan perjalanan panjang dalam 476 tahun terakhir.

Ya, kisah yang barangkali tak bisa diceritakan hanya dalam sekali duduk.

Di mana perjalanan lahirnya Kudus tidak terlepas dari sosok dua wali, Ja'far As-Shodiq yang dikenal dengan nama Sunan Kudus, dan Umar Said dikenal sebagai Sunan Muria.

Baca juga: Demi Jaga Pemasukan Negara, Pemkab Purbalingga Musnahkan 1,5 Juta Batang Rokok Ilegal

Sejarah

Dalam naskah singkat berdirinya Kabupaten Kudus yang dibacakan pada perayaan Hari Jadi ke-476 Kabupaten Kudus, Selasa (23/9/2025) peradaban masyarakat kecil di tepi Kali Gelis (Sungai Gelis) menjadi cikal bakal Kudus dimulai.

Peradaban tersebut merupakan salah satu kota kecil yang ada di Pulau Muria. Setelahnya, menjadi bagian dari wilayah Keprabuan Majapahit pada abad ke-14 sampai abad ke-16.

Dahulu, kota kecil tersebut dikenal dengan sebutan Tajug. Lantaran di dalam kota tersebut terdapat banyak bangunan dengan bentuk atap arsitektur tradisional disebut dengan istilah Tajug.

Yaitu tempat persembahyangan dan dianggap keramat oleh masyarakat Hindu kala itu.

Pada masa penyebaran Agama Islam ke Jawa sekiranya abad ke-15, Syekh Ja'far Shodiq atau Sunan Kudus mendirikan tempat peribadatan pertama kali di rumah tinggalnya sebagai pusat pengajaran dan penyebaran Islam pertama di Kudus pada 863 hijriah atau 1458 masehi.

Sekarang tempat tersebut dikenal sebagai Masjid Langgardalem.

Setelah masyarakat pemeluk Agama Islam semakin banyak, Sunan Kudus memindahkan pusat pengajaran Agama Islam yang sekaligus sebagai pusat pemerintahan pada saat itu dengan mendirikan Masjid Al Aqsha (Al Manar) kurang lebih tahun 956 hijriah atau 1549 masehi.

Batu pertama pembangunan masjid ini konon berasal dari Baitul Maqdis, Masjid Al Aqsha Palestina, yang dibawa Sunan Kudus sepulangnya belajar Islam di Yerussalem.

Masjid Al Aqsha merupakan nama yang diberikan oleh Sunan Kudus terinspirasi dari nama Masjid Al Aqsha Baitul Maqdis di Palestina. Disebut juga sebagai Al Haram Al Qudsy Asy-Syarif.

Kata Al Qudsy diterima oleh masyarakat Kudus dan dilafalkan menjadi Kudus.

Tahun 1549 masehi atau 956 hijriah ditentukan sebagai cikal bakala pertama kali lahirnya Kudus.

Dengan runtutan sejarah diperkirakan pada 23 September 1549 masehi.

Selanjutnya ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Kudus dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kudus Nomor 11 Tahun 1990 tentang Hari Jadi Kota Kudus.

Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris menyampaikan, Kabupaten Kudus telah tumbuh menjadi daerah mandiri di bidang industri hasil tembakau.

Bahkan Kudus menyumbang pendapatan nasional di bidang cukai.

"Mari kita dukung penuh kemajuan Kabupaten Kudus ke depan dengan membawa spirit dan semangat tinggi untuk Kudus Sejahtera, Harmoni, dan Taqwa," tuturnya. (Sam)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved