Berita Banyumas

Taman Safari Serius Jajaki Pengelolaan Lokawisata Baturraden Banyumas, Bakal Buat Kebun Binatang?

Taman Safari Indonesia serius menggarap Lokawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas. Mereka tengah mengkaji andalalin dan aturan soal PAD.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
DITAWARKAN KE TAMAN SAFARI - Suasana di pintu Lokawisata Baturraden di hari kedua uji coba pembukaan tempat wisata, Minggu (29/8/2021). Pemkab Banyumas menunggu hasil kajian Taman Safari untuk mengelola Lokawisata Baturraden. 
Ringkasan Berita:
  • Taman Safari menjajaki pengelolaan Lokawisata Baturraden, Banyumas.
  • Mereka telah meminta data soal andalalin dan aturan terkait PAD.
  • Pemkab Banyumas menggandeng pihak ketiga untuk mengelola Baturraden guna memaksimalkan PAD.

 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Taman Safari Indonesia serius menggarap Lokawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Saat ini, mereka tengah mengkaji tata ruang dan aturan terkait pendapatan asli daerah (PAD).

Hal ini diungkapkan Sekretaris Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Wahyudiono.

Menurut Wahyu, sapaannya, PT Taman Safari Indonesia telah bertemu Pemkab Banyumas terkait pengelolaan Lokawisata Baturraden.

Bahkan, mereka juga meminta sejumlah data pendukung terkait pengelolaan Baturraden.

"Beberapa data yang kami serahkan antara lain analisis dampak lalu lintas (andalalin), tata ruang, serta aturan yang terkait Pendapatan Asli Daerah (PAD)," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (31/10/2025).

Baca juga: Genjot PAD, Pemkab Banyumas Bakal Serahkan Baturraden ke Investor. Gandeng Taman Safari Indonesia?

Selain dari Dinporabudpar, pihak investor juga mengakses data dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), termasuk rincian pendapatan dan pengeluaran pengelolaan Baturraden selama ini.

Wahyu mengatakan, tim dari Taman Safari telah melakukan survey langsung ke lokasi untuk melihat potensi pengembangan wisata alam andalan Kabupaten Banyumas itu.

Namun, hingga kini, pihaknya masih menunggu hasil kajian dari investor terkait skema pengelolaan dan potensi peningkatan pendapatan.

Termasuk, soal sharing pendapatan yang akan disetorkan ke Banyumas sebagai PAD maupun pengembangan Lokawisata Baturraden apakah akan dilengkapi kebun binatang.

"Selama dikelola BLUD, setahun, pendapatannya sekitar Rp6 miliar sampai Rp7 miliar."

"Sebelum pandemi, saat masih langsung dikelola Pemda, bahkan sempat mencapai Rp12 miliar," ujarnya.

Wahyu menyebut, Pemkab Banyumas terbuka terhadap pola kerja sama yang bisa membuat pengelolaan lebih profesional dan memberikan dampak ekonomi lebih besar.

Meski tengah dalam proses penjajakan investasi, Dinporabudpar tetap mempersiapkan pengelolaan akhir tahun.

"Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, fokus kami pada aspek keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pengunjung."

"Untuk wahana baru belum ada, sementara masih pada tahap pemeliharaan," kata Wahyu.

Adopsi Cara Pemkot Solo

Sebelumnya, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan, langkah menggandeng investor merupakan bagian dari upaya optimalisasi PAD tanpa membebani masyarakat kecil.

Apalagi, Banyumas kehilangan Rp319 miliar imbas pemangkasan dana transfer ke daerah (TKD) yang dilakukan pemerintah pusat.

Menurutnya, sistem pengelolaan Lokawisata Baturraden akan diubah dari model Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) menjadi kerja sama pengelolaan dengan pihak ketiga.

"Contohnya, bagaimana Kebondalem nantinya bisa mendapatkan investor, dan Baturraden juga sedang dalam pembicaraan dikelola oleh pihak ketiga," kata Sadewo.

Baca juga: Hidden Gem Baturraden, Menjelajahi Curug Juneng Banyumas yang Tersembunyi di Balik Hutan Bambu

Bupati menjelaskan, skema kerja sama itu dirancang agar pemerintah tetap mendapatkan pendapatan tetap (fix income) sekaligus bagi hasil dari keuntungan investor.

Ia menambahkan, konsep menggandeng pihak ketiga ini mengadopsi pola yang pernah diterapkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, yang berhasil meningkatkan PAD dari sektor wisata.

Gibran menggandeng Taman Safari untuk mengelola Kebun Binatang Jurug menjadi Solo Zoo.

"Saya mengadopsi Solo zamannya Gibran. Ada Taman Safari Solo yang dikelola oleh Safari Indonesia." 

"Dulu PAD-nya di bawah Rp500 juta, sekarang setor ke Pemkot Solo Rp2 miliar," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved