Berita Banyumas

Gunung Slamet Keluarkan Asap Putih Disertai Gempa Dangkal, BPBD Banyumas Minta Warga Tetap Tenang

BPBD Banyumas meminta masyarakat di kaki Gunung Slamet tetap tenang menyusul gempa dangkal yang terjadi disertai asap putih dari kawah gunung.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/BPBD BANYUMAS
STATUS WASPADA - Situasi pemantauan Gunung Slamet, Kamis (9/10/2025). Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN meminta warga tetap tenang terkait aktivitas Gunung Slamet yang memicu gempa dangkal. Status Gunung Slamet saat ini masih waspada. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meminta masyarakat di kaki Gunung Slamet tetap tenang menyusul gempa dangkal yang terjadi dan keluarnya asap dari kawah gunung.

Hingga hari ini, Jumat (10/10/2025), Gunung Slamet yang merupakan gunung berapi itu masih berstatus Waspada atau Level II.

Gunung Slamet berada di wilayah Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Banyumas Andi Risdianto mengatakan, kepastian status Gunung Slamet tersebut diketahui berdasarkan hasil evaluasi aktivitas periode 16-30 September 2025 yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Dalam laporan evaluasi bernomor 1348.Lap/GL.03/BGL/2025 yang diterbitkan 7 Oktober 2025 dan ditandatangani Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN disebutkan, aktivitas gunung api tertinggi di Jawa Tengah itu masih menunjukkan tekanan di bawah tubuh gunung yang berpotensi memicu munculnya gempa-gempa dangkal dan meningkatkan kemungkinan erupsi.

"Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental yang dilakukan PVMBG disebutkan, tingkat aktivitas Gunung Slamet masih berada pada Level II atau Waspada," kata Andi Risdianto, Jumat.

Baca juga: Kerusakan Akibat Proyek Panas Bumi di Lereng Selatan Gunung Slamet Banyumas Kembali Disoal

Andi menjelaskan, selama periode pengamatan, Gunung Slamet teramati mengeluarkan asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal setinggi 50 sampai 200 meter dari puncak. 

Cuaca di sekitar Gunung Slamet juga tercatat bervariasi, dari cerah hingga hujan, dengan arah angin ke utara, timur, selatan, dan barat.

Secara instrumental, PVMBG mencatat satu kali gempa low frequency, 12 kali gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai 1 milimeter.

Dijelaskannya, aktivitas kegempaan ini menunjukkan adanya pergerakan fluida di sekitar permukaan gunung.

Steril Aktivitas di 2 Km dari Kawah

Sementara, hasil pemantauan Electronic Distance Measurement (EDM), menunjukkan perubahan jarak relatif kecil dan cenderung stabil. 

Hasil pengamatan tiltmeter di Stasiun Cilik juga memperlihatkan kemiringan yang stabil sejak awal 2025, setelah sempat menunjukkan tekanan internal dan pergerakan magma pada tahun sebelumnya.

"Badan Geologi merekomendasikan masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak," kata Andi.

Andi menambahkan, pemantauan intensif terhadap aktivitas Gunung Slamet akan terus dilakukan PVMBG. 

Baca juga: Suplai MBG Berhenti Mendadak, Pelajar SDN Purwodadi Banyumas Rindu Makan Bergizi Gratis Datang Lagi

BPBD Banyumas juga terus berkoordinasi dengan PVMBG Badan Geologi di Bandung, serta Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved