Longsor Majenang

Longsor Cibeunying Cilacap Termasuk Kompleks, Ahli Geologi Unsoed Purwokerto Ungkap Potensi Susulan

Ahli Geologi Unsoed Purwokerto Yogi Adi Prasetya menyebut longsor Cibeunying Cilacap masuk kategori longsoran kompleks. Ada potensi longsor susulan.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
CARI KORBAN LONGSOR - Tim gabungan mencari korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025) siang. Ahli geologi Unsoed Purwokerto Yogi Adi Prasetya mengingatkan longsor susulan selama musim hujan. 

Ringkasan Berita:
  • Ahli Geologi Unsoed Purwokerto Yogi Adi Prasetya menyebut longsor di Cibeunying Cilacap masuk kategori longsoran kompleks.
  • Yogi pun mengingatkan adanya potensi longsor susulan sepanjang musim hujan ini.
  • Hingga Jumat sore, pencarian korban tertimbung longsor masih terus berlangsung.

 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Longsor yang menyapu dua dusun di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (13/11/2025) malam, masuk kategori longsoran kompleks.

Longsor ini berpotensi menimbulkan pergerakan susulan selama musim hujan.

Hal ini diungkap ahli geologi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Yogi Adi Prasetya ST, MSc, Jumat (14/11/2025).

Yogi mengatakan, hasil analisis sementara menunjukkan, longsor Cibeunying merupakan perpaduan antara longsoran translasi yang kemudian berkembang menjadi aliran puing (debris flow). 

Dikatakannya, hal ini terlihat dari pola penyebaran material dan kondisi geologi di titik bencana.

Baca juga: Jalan di Cibeunying Cilacap Ambles sebelum Longsor Menyapu Rumah Warga, Kades Berharap Ada Relokasi

Di mana, luas area terdampak longsor mencapai sekitar 32.000 meter persegi dengan luncuran material yang memanjang hingga 540 meter dari titik awal longsoran.

"Memang harus dipastikan di lapangan. Tetapi, ciri-cirinya sangat jelas mengarah pada longsoran kompleks," katanya kepada Tribunbanyumas.com.

Kemudina, material bergerak tidak mengikuti alur sungai namun justru mengikuti jalur cekungan dan vegetasi alami, menunjukkan massa tanah telah terfluidisasi dan bergerak mengikuti topografi terendah.

Selain itu, kemiringan bukit mencapai sekitar 60 meter, kondisi tanah yang sangat labil, serta ketebalan deposit material menjadi faktor penyebab energi gerakan sangat besar dan semakin memperkuat dugaan terjadi longsor bertingkat yang memadukan lebih dari satu mekanisme geologi.

Dengan karakteristik tersebut, Yogi mengatakan, potensi longsor susulan masih sangat tinggi.

"Prioritas utama saat ini adalah keselamatan warga, monitoring pergerakan lereng, serta pengaturan drainase sementara untuk mengurangi tekanan air dalam tanah," jelasnya.

Ia juga mengingatkan warga yang bermukim di sekitar zona lereng maupun jalur luncuran agar tetap menjauhi area terdampak hingga evaluasi geoteknik selesai.

Pencarian Masih Berlangsung

Sementara itu, hingga Jumat sore, pencarian korban tertimbun longsor di Cibeunying Cilacap masih berlangsung.

Ada 20 warga di Dukuh Tarukahan dan Cibuyut yang dilaporkan hilang.

Baca juga: 20 Warga Cibeunying Cilacap Masih Hilang akibat Longsor, BNPB Tambah Alat dan Modifikasi Cuaca

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved