Berita Cilacap

Daftar Desa Wisata Rintisan, Berkembang dan Maju di Cilacap

Kedua desa tersebut adalah Jetis di Kecamatan Nusawungu dan Karangmangu di Kecamatan Kroya, yang kini masuk kategori desa wisata maju

Rayka Diah Setianingrum
Desa Wisata - Kampung Prapen, di Desa Pesanggrahan Kecamatan Kroya merupakan salah satu desa wisata di Cilacap yang masuk katagori desa wisata berkembang. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Dua desa wisata di Kabupaten Cilacap berhasil naik kelas dalam penilaian klasifikasi tahun 2025, menandai kemajuan signifikan sektor pariwisata berbasis masyarakat di wilayah ini.


Kedua desa tersebut adalah Jetis di Kecamatan Nusawungu dan Karangmangu di Kecamatan Kroya, yang kini masuk kategori desa wisata maju setelah sebelumnya berada di tingkat berkembang.


Kenaikan status itu menjadi kabar positif, dimana sebelumnya melalui proses evaluasi terhadap 30 desa wisata di Cilacap yang masa berlaku Surat Keputusan (SK) penetapannya telah habis.


Namun, di sisi lain, lima desa justru memilih mundur dari status desa wisata karena berbagai alasan, mulai dari keterbatasan pengelolaan hingga minimnya partisipasi warga.


Dengan demikian, kini tersisa 25 desa wisata aktif yang menjadi fokus pembinaan Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Cilacap.


Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda Disparpora Cilacap, Ida Farida mengatakan, dari jumlah tersebut, 19 desa telah mengikuti proses Penilaian Klasifikasi Desa Wisata tahun 2025.


Sementara enam desa lainnya menunda partisipasi hingga tahun depan.


"Klasifikasi desa wisata di Cilacap terbagi menjadi tiga kategori, yaitu rintisan, berkembang, dan maju," jelas Ida, Rabu (5/11/2025).


Ida menjelaskan, untuk kategori rintisan, terdapat 13 desa yang masuk daftar, seperti Bojongsari di Kedungreja, Bunton di Adipala, Cipari di Cipari, dan Kamulyan di Bantarsari.


Selain itu, desa Karanggedang di Sidareja, Panisihan di Maos, Pesahangan di Cimanggu, Sadahayu dan Salebu di Majenang.

Baca juga: Ikrar Purboyo sebagai Raja Keraton Surakarta Paku Buwono XIV di Depan Jenazah Ayahnya


Kemudian Sumpinghayu di Dayeuhluhur, Tayem Timur di Karangpucung, Welahan Wetan di Adipala, serta Widarapayung Wetan di Binangun juga masuk kategori rintisan.


Sementara kategori berkembang ditempati empat desa, yakni Gentasari dan Pesanggrahan di Kroya, Sindangbarang di Karangpucung, serta Tambaksari di Wanareja.


Ida mengatakan, peningkatan status dua desa wisata tersebut tidak lepas dari komitmen pengelola dan masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal.


"Desa yang mampu berinovasi dan menjaga konsistensi pengelolaan biasanya cepat berkembang, karena wisatawan kini mencari pengalaman yang autentik dan bernilai budaya," ujar Ida.


Ia menjelaskan, sebelum proses penilaian dilakukan, Disparpora telah memberikan pelatihan dan pembekalan kepada seluruh pengelola desa wisata agar lebih siap dalam menghadapi tahapan penilaian.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved