Berita Purbalingga

Batik Naga Tapa Purbalingga Terlahir Lagi, Kini Punya Desain Lebih Modern

Bati Naga Tapa Purbalingga terlahir kembali dengan desain baru. Peluncuran berlangsung meriah di Alun-alun Purbalingga.

Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/FARAH ANIS RAHMAWATI
PELUNCURAN BATIK — Bupati Purbalingga Fahmi Muhammad Hanif bersama Wakil Bupati Purbalingga Dimas Prasetyahani meluncurkan Batik Naga Tapa, batik desain baru Purbalingga, dalam malam puncak Hari Batik "Symphony Batik Purbalingga 2025," Sabtu (25/10/2025) malam. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, memiliki koleksi baru desain batik daerah, Batik Naga Tapa.

Peluncuran batik desain baru ini berlangsung meriah di Alun-alun Purbalingga, dalam puncak peringatan Hari Batik Nasional bertajuk Symphony Batik Purbalingga 2025, Sabtu (25/10/2025) malam. 

Nuansa tradisional terasa dari setiap detail ornamen yang menghiasi lokasi acara.

Kap lampu, dekorasi panggung, hingga desain area duduk dibuat menggunakan bahan bambu yang dirangkai secara apik. 

Cahaya lampu temaram yang menembus anyaman bambu menambah kesan hangat dan kental dengan nuansa pedesaan Jawa.

Di area tempat duduk, masyarakat tampak duduk berjejer rapi.

Baca juga: Usianya Sudah 85 Tahun, Penampakan Batik Naga Tapa Peninggalan Adipati Dipokusumo V Purbalingga

Mereka menyaksikan dengan antusias momen istimewa yang telah lama dinantikan, yakni peluncuran Batik Naga Tapa, batik khas Purbalingga yang telah ada sejak tahun 1940.

Motif legendaris itu kini terlahir kembali dengan sentuhan desain modern, menghadirkan perpaduan indah antara warisan budaya dan kreativitas masa kini.

Bupati Purbalingga Fahmi Muhammad Hanif menyampaikan bahwa pemkab akan melakukan berbagai strategi promosi agar Batik Naga Tapa dapat dikenal luas dan tetap lestari.

“Pemerintah akan terus mendorong agar proses produksi dan promosi batik ini dapat dilakukan di berbagai sektor, mulai dari ASN, perajin, pelaku usaha, hingga masyarakat," ujarnya saat acara peluncuran.

Fahmi menambahkan, puncak peringatan Hari Batik Nasional 2025 dikemas dengan konsep berbeda, yakni memadukan karya batik lokal dengan iringan musik etnik, sehingga menciptakan suasana yang magis dan elegan.

Ia berharap, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal penguatan kolaborasi lintas daerah di wilayah eks Karesidenan Banyumas.

"Saya bermimpi, event ini menjadi pemantik bagi bangkitnya ekonomi kreatif dan pariwisata di wilayah eks Karesidenan Banyumas."

"Ke depan, kita bisa mensinergikan event-event budaya agar menjadi satu rangkaian destinasi wisata bersama," harapnya.

Enam Motif Baru Naga Tapa

Sementara itu, Ketua Dekranasda Purbalingga Syahzani Fahmi M Hanif mengatakan, terdapat enam karya terbaik bertema Naga Tapa dan kreasi baru dalam lomba desain batik yang telah digelar sebelumnya sebagai rangkaian Hari Batik 2025. 

"Motif-motif tersebut kemudian diwujudkan menjadi kain batik percontohan dan desain busana, yang ditampilkan dalam sesi fashion show malam ini," katanya.

Enam motif terbaik tersebut karya Ikrom Ainun, Andi Wahyudi, dan Ainur Rofik untuk kategori motif klasik, serta Karyo Gunawan, Khalia Ardarika, dan Wendro Tanjung untuk kategori motif kreasi baru.

Imam Bukhori, mahasiswa UIN Saizu Kampus II Purbalingga asal Pemalang, mengaku sangat terkesan dengan kegiatan ini.

Menurutnya, banyak anak muda yang mulai lupa akan budaya, khususnya batik.

Karena itu, kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkenalkan kembali batik kepada generasi muda.

"Saya memang suka banget sama budaya, makanya tertarik datang ke sini."

"Kalau ada event budaya di daerah lain, saya juga pasti datang," ujarnya.

Baca juga: Jarang yang Tahu, Usia Hampir Seabad Pabrik Permen Davos Masih Eksis di Purbalingga

Imam mengaku sempat melihat berbagai desain batik di setiap stand dan ruang pameran.

Namun, ia paling tertarik dengan Batik Naga Tapa.

"Apalagi, yang dipakai Pak Bupati, bagus banget."

"Kalau nanti sudah ada di pasaran, pasti saya beli. Soalnya setiap Kamis, saya selalu berusaha pakai batik," ujarnya.

Ia berharap, kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan kecintaan terhadap batik, tidak hanya di kalangan orangtua, tetapi juga di kalangan anak muda dan remaja.

"Saya berharap, acara seperti ini bisa menumbuhkan kecintaan memakai batik, bukan hanya di kalangan bapak-bapak dan ibu-ibu saja tapi juga di kalangan anak-anak dan remaja. Karena ini penting untuk kemajuan Kabupaten Purbalingga," katanya. (*)

 

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved