Berita Banyumas
Usia 2 Tahunan Panen, Keunggulan Kelapa Genjah Bali Kuning yang Dikembangkan di Banyumas
Lebih dari sekadar produktivitas, Sadewo menyoroti aspek keselamatan kerja penderes yang selama ini rawan kecelakaan
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten Banyumas berkomitmen melakukan revolusi industri perkebunan kelapa melalui pembibitan varietas unggul Kelapa Genjah Bali Kuning.
Program ini tak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas, tapi juga menjadi solusi atas tingginya risiko kecelakaan kerja yang kerap menimpa para penderes.
Langkah ini ditandai dengan rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, bersama sejumlah pemangku kepentingan, Kamis (9/10/2025) di ruang Joko Kaiman, Pendopo Si Panji, Purwokerto.
Hadir dalam rapat tersebut Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Perkebunan, Direktur PT Integral Mulia Cipta (IMC), serta perwakilan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya.
"Kelapa Genjah Bali Kuning adalah peluang besar bagi Banyumas.
Baca juga: Lagi dan Lagi, 63 Siswa SD dan SMP di Karanganyar Keracunan Usai Santap MBG
Dengan batang lebih pendek, masa tanam hingga panen hanya 2 tahun 4 bulan, dan potensi produksi nira 8-10 kilogram per hari, varietas ini jelas unggul dibanding kelapa genjah entog," ujar Bupati Sadewo kepada Tribunbanyumas.com dalam rilis.
Lebih dari sekadar produktivitas, Sadewo menyoroti aspek keselamatan kerja penderes yang selama ini rawan kecelakaan karena memanjat pohon tinggi.
Dengan kelapa genjah bertangkai rendah, penderesan bisa dilakukan dengan lebih aman, bahkan oleh ibu-ibu.
"Ini solusi nyata.
Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui: produktivitas naik, risiko kerja turun, ekonomi petani meningkat," tambahnya.
Pemkab Banyumas juga akan menyiapkan lahan percobaan budidaya awal serta mengembangkan skema pembenihan secara mandiri.
Bibit hasil pembenihan nantinya akan dipasarkan, bekerja sama dengan pihak ketiga.
"Kita punya lahan tidur yang bisa dimanfaatkan.
Modalnya lahan, pembiayaan dan perawatan ditangani oleh pihak ketiga.
Bibit bisa kita jual keluar daerah," jelas Sadewo.
Dukungan juga datang dari Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Perkebunan, Dr Ir I Ketut Kariyasa MSi, yang menilai varietas pendek ini akan mendongkrak efisiensi kerja penderes.
"Jika sekarang penderes hanya bisa menyadap 25 pohon per hari, nanti bisa meningkat jadi 100 pohon.
Ini luar biasa," katanya.
Menurutnya, program ini sejalan dengan agenda nasional Presiden RI tentang hilirisasi delapan komoditas perkebunan, salah satunya kelapa.
Pihaknya siap mendukung secara teknis, mulai dari penyediaan benih hingga bimbingan teknis pembibitan.
Sementara itu, Kepala Tim Kerja Pelayanan Informasi Pembenihan BBPPTP Surabaya, Kriswidiatmo, menyampaikan kapasitas produksi bibit kelapa mencapai 120.000 batang per tahun.
Saat ini, realisasi penyaluran bibit sekitar 80.000 batang per tahun ke berbagai wilayah Indonesia.
"Bibit usia 8–12 bulan sudah bisa disalurkan.
Tanaman genjah mulai berbunga dan berbuah di usia sekitar tiga tahun," jelasnya.
Dengan berbagai dukungan tersebut, Banyumas diperkirakan akan menjadi salah satu pionir dalam transformasi industri kelapa nasional dari yang selama ini bergantung pada kelapa konvensional, menuju komoditas strategis berorientasi hilirisasi dan keselamatan kerja. (jti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.