Berita Jateng

Kecewanya Kepala Dinas Ema Dilarang Beri Sambutan Oleh Habib, Boleh Bersuara dari Balik Panggung

Editor: khoirul muzaki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ALAMI DISKRIMINASI - Ema Rachmawati, pejabat Pemprov Jateng, mengaku pernah mengalami diskriminasi gender. Dia ditolak memberi sambutan hanya karena perempuan, padahal bertugas mewakili gubernur.

TRIBUNBANYUMAS.COM, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah, Ema Rachmawati mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan dalam sebuah forum keagamaan. 

Ia menjadi korban diskriminasi gender. Cerita bermula  saat dirinya ditugaskan mewakili Gubernur Jawa Tengah membuka acara pengajian yang dihadiri sejumlah tokoh agama.

Di situ hal tak terduga terjadi. 

Ema tidak diizinkan memberikan sambutan hanya karena ia seorang perempuan. 

Oleh tokoh setempat, ia diperbolehkan berbicara dari balik panggung alias hanya suaranya saja yang boleh terdengar. 

“Saya datang mewakili Bapak Gubernur membuka acara, tapi karena saya perempuan, saya tidak diperbolehkan memberikan sambutan. Bahkan habib itu bilang, saya boleh berbicara asal dari balik panggung, hanya suaranya saja yang terdengar,” ungkap Ema. 

Baca juga: KH Imaduddin Bongkar Kronologi Pencangkokan Nasab Baalwi di Ponpes Al Huda Kebumen

Ema yang merasa tidak dihargai memutuskan untuk meninggalkan acara.

“Kalau saya tidak boleh sambutan, saya pulang,” tegasnya. 

Pengalamannya tersebut mencerminkan masih kuatnya diskriminasi terhadap perempuan di ruang publik, termasuk dalam kegiatan sosial keagamaan. 


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kadis Ema: Saya Tak Boleh Beri Sambutan karena Perempuan, Boleh Bicara dari Balik Panggung", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2025/08/02/133846478/kadis-ema-saya-tak-boleh-beri-sambutan-karena-perempuan-boleh-bicara-dari.

Berita Terkini