TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG — Jumlah orang miskin di Jawa Tengah per Maret 2025 turun.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah warga miskin Jateng per Maret 2025 sebanyak 3,37 juta orang atau turun 29.650 orang dari September 2024.
Berkurangnya jumlah warga miskin di Jateng ini imbas dari turunnya angka kemiskinan di periode yang sama.
BPS mencatatkan, angka kemiskinan di Jawa Tengah turun 0,9 persen dalam waktu enam bulan.
Data BPS, angka kemiskinan di Jateng pada Maret 2025 sebesar 9,48 persen.
Padahal, pada September 2024, angka kemiskinan masih di angka 9,58 persen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Jawa Tengah Endang Tri Wahyuningsih menjelaskan, penurunan angka kemiskinan ini merupakan hasil pelaksanaan program-program yang dilaksanakan secara kolaboratif, mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah kabupaten/kota.
"Ini tidak bisa bekerja secara sektoral. Harus satu data, satu arah," kata Endang dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (29/7/2025).
Baca juga: Jateng Berpotensi Mengalami Hujan Es, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Hingga 30 Juli
Menurut Endang, ada beberapa faktor pendorong penurunan angka kemiskinan.
Di antaranya, peningkatan pertumbuhan ekonomi Jateng pada Triwulan I 2025.
Endang mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jateng periode Januari-Maret mencapai 1,8 persen.
Angka ini menjadikanJateng sebagai provinsi dengan pertumbuhan tertinggi kedua secara nasional setelah Maluku Utara.
Penyumbang terbesar pertumbuhan signifikan pada triwulan pertama ini dari sektor industri dan pertanian.
"Fokus Bapak Gubernur Luthfi pada ketahanan pangan terbukti berdampak positif terhadap pengendalian inflasi dan penurunan kemiskinan."
"Produksi padi pada triwulan I 2025 mencapai 2,94 juta ton gabah kering giling, naik signifikan dibandingkan periode sebelumnya yang hanya 2,55 juta ton," lanjutnya.
Peningkatan investasi juga berperan penting dalam penurunan kemiskinan.
Diketahui, pemerintah mendorong pertumbuhan melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batang dan Kawasan Industri Kendal, yang berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kegiatan ekspor-impor.
"Investasi juga memberikan kontribusi terhadap penurunan kemiskinan," tuturnya.
Baca juga: Kemiskinan Jateng Turun Jadi 9,48 Persen, Intervensi Menyeluruh Jadi Kunci
Saat ini, intervensi penurunan kemiskinan mengacu pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional yang terintegrasi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Pemprov Jateng diharapkan dapat memastikan penerima manfaat lebih tepat sasaran.
"Harus dilakukan update data agar lebih akurat dan responsif."
"Komitmen semua pihak dari gubernur, wakil gubernur, sekda hingga bupati/wali kota telah ditunjukkan lewat sinergi yang konkret di lapangan," ungkapnya.
Endang optimistis, Pemprov Jateng dapat menurunkan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem dengan mengutamakan kombinasi pertumbuhan ekonomi yang stabil, sinergi lintas sektor, dan basis data yang semakin baik.
"Pemberdayaan masyarakat adalah kunci. Bantuan harus tepat sasaran dan berkelanjutan."
"Sinergi dan transparansi data adalah landasan menuju Jateng yang lebih sejahtera," tuturnya. (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klaim Kemiskinan Jateng Turun 0,1 Persen atau 29.000 Orang, Begini Penjelasan BPS".