TRIBUNBANYUMAS.COM, BREBES - Suasana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Brebes pada Rabu (23/7/2025) tampak berbeda dari biasanya.
Sekelompok pria berkaus oranye terlihat berbaris rapi dan melakukan kegiatan fisik di lapangan.
Pemandangan ini sekilas mirip seperti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi para siswa baru.
Baca juga: Cerita Macan Tutul Jawa Sang Penjaga Hutan Nusakambangan, Napi Kabur Siap Dimangsa
Memang benar, sebanyak 30 narapidana (napi) yang baru masuk ke Lapas Brebes ini sedang 'diospek'.
Mereka diwajibkan untuk mengikuti sebuah program yang disebut Mapenaling.
Mapenaling adalah singkatan dari Masa Pengenalan Lingkungan Lapas.
Ini adalah program wajib yang bisa disebut sebagai 'MPLS' versi penjara.
Tujuannya adalah untuk memberikan bekal dan pendidikan karakter sejak hari pertama mereka masuk.
Sama seperti siswa baru, para napi ini juga mendapatkan berbagai materi.
Mereka diajari tentang hak dan kewajiban selama menjadi warga binaan.
Mereka juga harus memahami tata tertib yang berlaku di dalam Lapas Brebes.
Selain itu, mereka dikenalkan dengan berbagai program pembinaan yang bisa diikuti.
Ada program pembinaan kepribadian dan juga pembinaan kemandirian atau skil kerja.
Semua ini bertujuan agar para napi baru bisa menjalani masa pidananya secara sadar dan terarah.
Kepala Lapas Brebes, Gowim Mahali, menjelaskan filosofi di balik program ini.
Menurutnya, 30 tahanan baru ini perlu digembleng dengan nilai-nilai dasar pemasyarakatan.
Nilai-nilai itu antara lain adalah tanggung jawab, kedisiplinan, dan yang terpenting, semangat untuk berubah.
Pembekalan ini sangat penting agar mereka bisa beradaptasi secara positif.
Dan juga agar mereka tidak melakukan pelanggaran selama berada di dalam lapas.
Gowim menegaskan, lapas bukanlah akhir dari segalanya.
Justru, lapas harus menjadi titik awal bagi mereka untuk bangkit dan memperbaiki diri.
“Kami tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga membentuk harapan baru bagi warga binaan sejak hari pertama."
"Melalui Mapenaling, kami tanamkan bahwa lapas bukan akhir segalanya, melainkan awal untuk bangkit dan memperbaiki diri."
"Ini bagian dari wujud nyata pemasyarakatan yang humanis,” ujarnya.
Program 'MPLS' di Lapas Brebes ini juga sejalan dengan arahan dari pimpinan pusat.
Baik Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, maupun Kepala Kanwil Ditjenpas Jawa Tengah, Mardi Santoso, mendorong sistem pembinaan yang manusiawi.
Selain untuk membentuk karakter, Mapenaling juga punya fungsi praktis.
Program ini menjadi upaya untuk mencegah potensi gangguan keamanan dan ketertiban.
Napi baru yang sudah paham aturan sejak awal diharapkan bisa menjaga perilakunya.
"Dengan mengenali aturan sejak awal, diharapkan para tahanan akan mampu menjaga perilaku dan membangun komunikasi yang baik dengan sesama maupun petugas," tandasnya.
Layaknya siswa baru yang lulus dari MPLS, para napi ini juga diharapkan bisa 'lulus'.
Setelah selesai mengikuti Mapenaling, mereka akan siap untuk mengikuti program pembinaan lanjutan.
Harapannya, mereka benar-benar bisa memanfaatkan waktu di dalam lapas untuk berubah.