Berita Kudus

Pasar Kliwon Kudus Sepi Pembeli, Pedagang Ekspresikan Keprihatinan dengan Pawai di HUT Ke 80 RI

Penulis: Saiful Masum
Editor: Rustam Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PAWAI KEPRIHATINAN - Para pedagang Pasar Kliwon membawa papan nama usaha mereka saat mengikuti pawai di Kudus, Senin (18/8/2025). Pawai ini sebagai bentuk keprihatinan sekaligus memperingati HUT Kemerdekaan Ke 80 RI.

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Ada-ada saja yang dilakukan sejumlah pedagang Pasar Kliwon Kudus, menyambut momen HUT Kemerdekaan ke 80 RI.

Perayaan HUT ke-80 RI mereka lakukan dengan pawai.

Pawai yang dilakukan tak ada bedanya dengan pewai-pawai untuk merayakan kemeriahan HUT kemerdekaan.

Hanya saja, meski tampak sama, namun apa yang dilakukan oleh para pedagang Pasar Kliwon Kudus ini sebagai bentuk keprihatinan atas sepinya pembeli.

Mayoritas pedagang mengeluhkan sepinya pasar tradisional yang dinilai kalah saing dengan pasar-pasar modern yang lebih mengedepankan sistem penjualan dengan cara online.

Kebesar nama Pasar Kliwon Kudus sebagai pasar jujukan tidak hanya masyarakat Kudus saja, juga masyarakat dari berbagai kabupaten sekitar, kini tak bisa dirasakan lagi.

Pada momentum memperingati HUT ke-80 RI, puluhan pedagang Pasar Kliwon menggelar pawai di sekitar lokasi pasar.

Selain bertujuan menyemarakkan Hari Kemeredekaan RI, aksi pawai tersebut juga sebagai bentuk mengekspresikan diri terhadap keprihatinan pedagang atas sepinya daya beli masyarakat.

PAWAI PASAR SEPI - Pedagang Pasar Kliwon Kudus menggelar aksi pawai, Senin (18/8/2025), untuk menyemarakkan HUT ke-80 RI, sekaligus ungkapan keprihatinan atas sepinya daya beli masyarakat di pasar konvensional.  (TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM)

Mayoritas pedagang yang menggelar aksi pawai ini merupakan pedagang konveksi.

Mereka menyuarakan keprihatinan atas merosotnya omzet pedagang tradisional, dampak persaingan dengan platform digital.

Baca juga: Bupati Sadewo Absen Pimpin Upacara HUT ke-80 RI di Banyumas, Dampingi Penari Tampil di Istana Negara

Ketua penyelenggara, Setio Budi, mengatakan, pawai merupakan cara pedagang mempromosikan dagangan secara langsung kepada masyarakat.

Dalam pawai, pedagang juga membawa jenis dagangan masing-masing, sembari promosi kepada masyarakat.

Mereka berharap kegiatan semacam ini menjadi daya tarik tersendiri, agar pengunjung pasar kembali meningkat secara bertahap.

"Keluhan utama pedagang adalah sepinya pembeli. Zaman sekarang, masyarakat lebih banyak belanja lewat marketplace atau sosial media. Kalau dibiarkan, daya beli di pasar tradisional semakin menurun," terangnya, Senin (18/8/2025).

Setio menyebut, omzet pedagang dalam beberapa waktu terakhir terus mengalami penurunan hingga 50 persen.

Halaman
12

Berita Terkini