Berita Cilacap

Gembus Cilacap Berbeda! Tak Ada Tempenya, Bentuk Mirip Donat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang gembus saat menjajakan dagangannya di pinggir jalan di Cilacap. Biasanya mereka mulai berdagang pada sore sampai malam hari.

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Apa yang anda pikirkan jika mendengar gembus? Mestinya langsung berpikir tempe gembus, gembus bacem yang semuanya berbahan dar tempe atau ampas tahu.

Tempe gembus juga dikenal dengan nama dage di daerah Jawa Tengah bagian barat semisal Brebes dan Tegal.

Namun demikian, di Cilacap, gembus tidak seperti pada umumya.

Baca juga: Peluang Bisnis Churros, Donat Spanyol yang Tak Bolong Tengahnya

Camilan tradisional khas Cilacap bernama gembus yang hingga saat ini masih digemari masyarakat. (Pingky/TribunBanyumas.com)

Gembus Cilacap ini terbuat dari singkong dan berbentuk seperti donat.

Gembus merupakan camilan tradisional yang sudah tak asing lagi bagi warga Kabupaten Cilacap.

Mulai dari masyarakat pesisir hingga pegunungan Cilacap tentunya mengenal makanan jadul (jaman dulu) ini.

Cemilan yang berbahan dasar singkong tersebut sejak dahulu hingga saat ini masih tetap eksis.

Baca juga: Rest Area KM 260 B Banjaratma Brebes Jadi Favorit Pemudik, Ada Wahan Bermain Air dan Ban Donat

Gembus memiliki julukan sebagai donatnya Cilacap karena memiliki bentuk bulat menyerupai donat.

Namun rasanya justru berbanding terbalik dengan donat yang manis, gembus khas Cilacap memiliki rasa yang asin dan gurih.

Biasanya gembus disajikan dengan pecel namun seringkali juga dijadikan cemilan pendamping seperti teh hangat maupun kopi.

Dijajakan Pinggir Jalan

Untuk menemukan gembus sangatlah mudah, karena hampir di setiap ruas jalan di Cilacap terdapat penjaja gembus, baik di dalam kota maupun di pinggiran.

Gembus bisa ditemui di setiap sudut Cilacap dan sekitarnya.

Kemudian para pedagang gembus juga menjajakan dagangannya di acara-acara hiburan seperti pertunjukan wayang kulit, pasar malam maupun di acara hajatan warga.

Para pedagang biasanya mulai berjualan ketika sore hari sekira pukul 16.00 WIB hingga malam hari.

Biasanya juga sering dijumpai saat ada titik keramaian, semisal pasar malam, acara adat, atau tontonan wayang kulit.

Sentra produksi gembus di Cilacap ada di Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan tepatnya di Dusun Brondong.

Baca juga: Empuk dan Gurih, Opor Entok Pak Zen Jadi Kuliner Wajib Disantap saat Berkunjung ke Dieng Wonosobo

Penampakan gembus, cemilan tradisional khas Cilacap yang hingga saat ini masih digemari masyarakat. (Pingky/TribunBanyumas.com)

Di sana hampir seluruh warganya berprofesi sebagai produsen sekaligus pedagang gembus.

Mereka berangkat dari rumah sembari membawa peralatan dagangnya, seperti kotak kayu sebagai wadah gembus mentah, kompor kecil dan wajan.

Proses Pembuatan Gembus

Untuk proses pembuatan gembus pun terbilang mudah.

Bahkan mereka membuatnya masih dengan cara tradisional.

Kemudian untuk bahannya juga mudah didapat yakni dari desa sebelah, Desa Pesanggrahan yang terkenal sebagai penghasil singkong terbesar di Cilacap.

Untuk proses pembuatan gembus, mulanya singkong dikupas dan dicuci bersih. Setelah itu singkong diparut dan diperas hingga tak berair.

Baca juga: Sedang Hits! Egg Tortilla Wrap : Sensasi Baru Inovasi Kuliner Fox Harris Hotel Banjarnegara

Selanjutnya, ditambahkan dengan bumbu gembus yang terdiri dari ketumbar, bawang putih, dan garam.

Hasil parutan singkong itu kemudian dikukus selama 30 menit - 1 jam.

Selesai dikukus, singkong yang masih panas itu ditumbuk sekira 15 menit agar menjadi adonan yang legit.

Kemudian adonan singkong di potong-potong dan dicetak atau dibentuk menggunakan tangan agar menyerupai donat.

Baru setelah itu dijemur di bawah terik matahari selama 30 menit dan gembus pun siap dijual serta digoreng.

Jual Gembus Sejak 1994

Seorang pedagang gembus ditemui Tribunbanyumas.com di kediamannya, di Grumbul Brondong adalah Aminudin (56).

Aminudin menjadi satu diantara puluhan pedagang gembus di Desa Kalisabuk yang masih memprosuksi gembus di tengah munculnya aneka camilan-camilan lain di Cilacap saat ini.

Dirinya sudah mulai memproduksi gembus sejak tahun 1994 silam atau sekira sudah 30 tahunan.

Awalnya Aminudin hanya sekedar menekuni warisan resep gembus dari mertuanya, namun rupanya kini justru menjadi pekerjaan utamanya.

"Awalnya dulu belajar dari bapak mertua yang juga pedagang gembus, alhamdulillah sudah 30 tahun malah jadi pekerjaan tetap dan bisa menghidupi keluarga," ungkap Aminudin kepada Tribunbanyumas.com.

Baca juga: Desain Unik Kapal Mendoan Jadi Pusat Kuliner di Kebumen, Bisa Tampung Ratusan Pedagang

Dibantu istri dan anaknya, Aminudin biasanya memproduksi gembus setiap 2 atau 3 hari sekali.

Dalam sekali produksi, dirinya mampu menghabiskan sekira 40-50 kilogram singkong.

Dirinya biasa menjual gembus yang sudah digoreng dan juga mentah.

Harganya pun cukup murah, gembus dijual dengan harga Rp4500 untuk 10 biji.

Dia biasanya berjualan di Jalan Damar, Cilacap Utara setiap sorenya.

"Sekali produksi biasanya habis 40-50 kilogram singkong, tapi tidak buat setiap hari, kita produksi sehabisnya gembus," kata dia.

Pedagang lainnya Waiyem (65) menceritakan bahwa dirinya sudah berjualan gembus sejak tahun 1986. 

Dibantu suaminya, Waiyem biasa berjualan gembus di Kawunganten, Cilacap.

Tak jarang dia berjualan juga di acara hiburan serta pasar malam.

Waiyem mengungkapkan bahwa dia mendapatkan resep gembus dari orang tuanya.

"Sudah turun temurun jualan gembus dari orang tua."

"Adik saya semuanya juga jualan gembus," ungkap Waiyem.

Salah satu pembeli gembus Ani Riyani menuturkan, hingga saat ini gembus masih jadi cemilan favoritnya.

Setiap sore Ani rutin berburu gembus di daerah Kawunganten.

"Setiap hari saya beli gembus, rasanya enak, gurih."

"Saya lebih suka gembus daripada jajanan lain," tutur Ani.

Yang unik, para pedagang gembua biasanya tidak menggunakan soled untuk membolak-balik atau mengangkat gembusnya. 

Namun mereka menggunakan sebuah tusuk besi panjang, karena gembus ini berbentuk bulat dengan lubang di tengahnya seperti donat.

Sehingga ketika mengangkat atau membolak-balikannya, besi tinggal ditusukkan saja ke lubang tengahnya.

Gembus sangatlah cocok untuk cemilan sore menyambut dinginnya udara malam.

Meskipun saat ini sudah banyak cemilan kekinian namun gembus tetaplah menjadi cemilan primadona bagi masyarakat Cilacap. (*)

Baca juga: Entog Asap Sambal Mowo Pak Gondrong, Hidden Gem Kuliner Jepara yang Wajib Dicoba

Berita Terkini