Siminto menegaskan, saat mengeluarkan surat pernyataan, sudah mewanti-wanti kepada semua pembina untuk memastikan bahwa setiap kejuaraan benar adanya.
Dia pun menanyakan kepada pembina marching band SMPN 1 Semarang soal kejuaraan yang diikuti tersebut.
Bahkan, dia juga menanyakan kepada orangtua siswa peserta marching band.
Namun, orangtua tidak mengetahui juara berapa yang diraih putra-putrinya pada kompetisi marching band internasional itu.
Pihaknya memaparkan, perlombaan marching band internasional itu diselenggarakan pada Juni 2022.
Perlombaan dilakukan secara daring dengan mengirimkan video marching band ke panitia.
Pengunguman yang semula diinfo pada Agustus 2022, ditunda menjadi September 2022.
"Saya tanya pelatihnya, mengikuti saat pengunguman atau tidak, katanya tidak."
"Dia dapat info juara dari LO-nya. Pelatih kami hubungannya dengan yang di Malaysia. Diinfo bahwa Gita Bahana Smepsa (grup marching band SMPN 1) mendapat gold, juara satu," jelasnya.
Baca juga: PPDB Ditutup, 17 SDN di Kota Semarang Masih Kekurangan Murid. Disdik Izinkan Pendaftaran Offline
Kemudian, sambung Siminto, pada Desember 2022, diminta mengambil sertifikat itu ke Malaysia.
Pelatih pun mengambil sertifikat tersebut ke sana.
Pihak panitia memberikan 120 eksemplar sertifikat piagam.
"Katanya, sekitar 120 eksemplar. Tidak ada piala. Jadi, piagam dari sana, bukan dari sekolah. Yang mengeluarkan dari Malaysia," jelasnya.
Siminto menerangkan, hal yang menjadi janggal, menurut pelatih, adalah video pengunguman menunjukan Gita Bahana Smepsa meraih bronze atau perunggu.
Namun, sertifikat yang diterima adalah piagam gold atau emas.