TRIBUNBANYUMAS.COM, SUKOHARJO - Minuman keras (miras) jenis ciu sering ditemukan polisi di Jawa Tengahy (Jateng) saat merazia warung atau membubarkan pesta miras di jalanan.
Satu di antara yang terkenal adalah ciu Bekonang, ciu yang diproduksi warga Desa Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jateng.
Kecamatan yang berada di tenggara Kota Solo itu memang dikenal sebagai sentra industri alkohol.
Di tengah aktivitas para perajin cairan medis, ada pekerjaan sambilan yang dilakukan warga setempat. Menyuling sisa-sisa cairan etanol dengan cairan tebu.
Hasil penyulingan etanol inilah yang banyak digemari warga di Kabupaten Sukoharjo maupun sekitarnya sebagai sebuah minuman bernama Ciu Bekonang.
Dikutip dari Tribunsolo.com, ada tiga fakta menarik terkait Ciu Bekonang. Berikut rangkumannya:
1. Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda
Ketua Paguyuban Industri Etanol Bekonang, Sabariyono (51) menjelaskan, minuman ciu masuk di Bekonang, Sukoharjo, sejak penjajahan Belanda.
"Cerita turun temurun kakek saya, Ciu Bekonang pertama kali dibuat saat masa pemerintahan Belanda dengan tujuan untuk membodohi orang keraton Solo," ucap Sabar, sapaannya, Minggu (9/6/2024).
Baca juga: Sungai Bengawan Solo Tercemar Parah Limbah Ciu, PDAM Solo Terpaksa Hentikan Pengolahan Air Bersih
Pria paruh baya itu bercerita, seiring berjalannya waktu, Ciu Bekonang tak hanya menjadi minuman beralkohol para bangsawan keraton tetapi menjadi minuman keras khas dari Sukoharjo.
Bahkan, saat ini, Ciu Bekonang terkenal di kalangan penyuka miras jalanan, hingga ke luar Jateng.
"Kita tahu, saat ini, Bekonang menjadi salah satu produk UMKM unggulan dan menjadi ciri khas daerah tersebut, sampai terkenal dengan sebutan kampung ciu atau sentra industri alkohol," paparnya.
2. Izin Usaha Alkohol Medis
Meski demikian, sejak 1970-an, produksi alkohol di daerah Bekonang tidak hanya ditujukan untuk pembuatan minuman keras tetapi tujuan medis.
Hal ini turut dipengaruhi larangan mengonsumsi minuman keras (miras).