Hal serupa disampaikan, Abidzar Gozi (21), pemain lain.
Awal bermain perang obor, Abidzar mengaku takut. Namun, selanjutnya, dia mulai terbiasa.
Sudah tiga tahun ini dia terlibat dan tak pernah absen dalam tradisi tahunan itu.
"Pertama, ya kayak terasa panas. Kalau sudah main, tidak terasa, tidak kapok. Tahun depan, insyallah, mau ikut lagi. Tidak nyesel karena dedikasi untuk desa," ucapnya.
Sementara, Pj Bupati Jepara H Edy Supriyanta mengapresiasi warga Desa Tegalsambi yang setia merawat tradisi.
Bahkan, hal ini berbuah dengan ditetapkannya perang obor sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Perang obor rutin digelar warga setiap hari Senin Pahing atau malam Selasa Pon bulan Dzulhijah.
"Kalau boleh, nanti, perang obor ini kita tampilkan juga di lokasi pariwisata, sepertu pantai, untuk menarik minat wisatawan yang lebih luas," kata Edy.
Edy pun meminta Dinas Pariwisata setempat menjadikan perang obor sebagai ikon wisata Jepara. (*)
Baca juga: Pengeroyokan di Warung Tuak Semarang Berujung Maut, Puguh Ditemukan Tewas Mengambang di Sungai
Baca juga: Tak Bergerak saat Dibangunkan, Pelajar MTs Negeri 1 Solo Meninggal saat Kamping di Tawangmangu