Menurutnya, helikopter tersebut terbang di daerah yang sangat berkabut di perbatasan Iran dengan Azerbaijan.
"Maksud saya, tempat itu adalah daerah yang sangat bergunung-gunung dan berkabut. Dan armada helikopter Iran sudah sangat tua," kata Javedanfar.
Amidror mengabaikan kemungkinan bahwa Israel berada di balik kecelakaan itu.
"Itu sama saja buang-buang energi (mengatakan hal itu)," ujarnya.
"Jika Anda ingin melakukan sesuatu yang akan mempunyai pengaruh baik secara domestik maupun (eksternal]) maka seseorang tidak akan menargetkan presiden," ujarnya.
Baca juga: 3 Wanita Jadi Korban Tewas Tabrakan Helikopter AL Malaysia, Polisi Masih Selidiki Pemicu Kecelakaan
Sementara, pejabat senior Israel mengatakan, kematian Raisi dan Amir-Abdollahian diperkirakan tidak akan berdampak pada Israel atau kebijakannya terhadap Republik Islam.
Satu-satunya konsekuensi yang ditunggu Israel adalah siapa presiden yang akan menggantikan Raisi.
Media itu menulis, satu di antara kemungkinan yang bisa menggantikan Raisi adalah kembalinya Mahmoud Ahmadinejad, yang menjabat sebagai presiden keenam Iran dari tahun 2005 hingga 2013 dan dianggap sebagai musuh bebuyutan Israel.
Para pejabat senior menambahkan bahwa selain perubahan di Iran, tidak akan ada dampak terhadap Israel karena keputusan mengenai Israel dibuat oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Dialah yang mengambil keputusan penting mengenai program nuklir Iran.
AS Terus Memantau Perkembangan
Kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi membuat Presiden AS Joe Biden mempersingkat liburannya.
Saat kejadian, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan tengah berada di Israel.
Baca juga: Drone dan Rudal Iran Hujani Israel, 12 Orang Terluka Termasuk Anak Perempuan Umur 7 Tahun
Kecelakaan ini pun membuat para pejabat dan presiden AS terus mengikuti perkembangan dan belum mengambil reaksi.
Helikopter Tua