"Mereka sudah sering kami undang pertemuan bersama forkopimda namun solusi dari kami tidak dilakukan dan seakan-seakan tidak menghormati ibu Pj Bupati selaku orang yang dituakan di Kabupaten Batang," keluhnya.
PLTU batang merupakan pembangkit listrik tenaga uap untuk menunjang kebutuhan tenaga listrik di Pulau Jawa. Proyek yang dimulai tahun 20214 itu memiliki nilai investasi Rp56,7 triliun.
Pembangunan fisik yang dimulai 2015 sempat mengalami kendala terkait pembebasan lahan. Namun, pada tanggal 6 Juni 2016, pemerintah memastikan, lahan untuk fasilitas transmisi telah tersedia 100 persen.
Hanya saja, warga merasakan ketidakadilan saat tanah mereka dibeli dengan harga lebih rendah dibanding milik warga lainnya. Padahal, tanah mereka dibeli dengan satu harga tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Inilah yang kemudian memicu demonstrasi warga yang berlarut-larut. (*)
Baca juga: Hadapi Persis Solo di Laga Uji Coba, Kiper Persebaya Surabaya Ernando Ari Dipastikan Absen
Baca juga: 292 Jemaah Haji Dirawat di RS, Ketua Baznas Ajak Peserta Istigasah Nasional Doakan Kesembuah Mereka