TRIBUNBANYUMAS.COM - Setelah mengalami erupsi pada Sabtu (11/3/2023) Gunung Merapi saat ini masih dinyatakan berada pada Level III atau Siaga.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, mengatakan penentuan status aktivitas berdasarkan ancaman bahaya pada masyarakat.
Menurutnya, kini potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.
Baca juga: Hampir 24 Jam Pascaerupsi Merapi, Jrakah Boyolali Masih Diguyur Hujan Abu. Aktivitas Warga Normal
Baca juga: Merapi Meletus, Ini Kata Pemerhati Gunung Api Unsoed Purwokerto Soal Karakteristik dan Tipe Erupsi
Baca juga: Ada Tiga Gunung Api di Indonesia Berstatus Siaga selain Gunung Merapi, Ini Daftarnya
Sektor itu meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, sektor ini meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
“Jadi, aktivitas vulkanik untuk yang menjadi sumber ancaman kepada masyarakat akan dievaluasi."
"Aktivitas saat ini belum mengubah rekomendasi bahaya setahun terakhir,” ujarnya dalam konferensi pers, Minggu (12/3/2023), dilansir TribunJogja.com.
Pengamatan Kegempaan
Dikutip dari laman magma.esdm.go.id, berikut pengamatan kegempaan Gunung Merapi periode Minggu pukul 18.00-24.00 WIB:
Terjadi 4 kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 45-70 mm dan lama gempa 138.2-187.5 detik.
Lalu, terjadi 62 kali gempa Guguran dengan amplitudo 3-45 mm dan lama gempa 14.8-234.2 detik.
Selanjutnya, terjadi 15 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 3-5 mm, S-P 0.3-0.4 detik dan lama gempa 5.4-8.3 detik.
Prediksi BPPTKG
BPPTKG memprediksi Gunung Merapi masih akan erupsi atau memuntahkan awan panas guguran (APG) untuk beberapa waktu ke depan.