TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Sejumlah warga RT 03 RW 07, Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, terlihat sibuk mengangkut kantong-kantong berisi ikan lele yang baru dipanen, Kamis (30/6/2022).
Mereka terlihat sumringah karena budi daya lele yang dimulai di masa pandemi Covid-19, membuahkan hasil.
Sejak Minggu (26/6/2022), mereka memanen ikan lele yang dibudidayakan di 10 kolam terpal berdiameter 2,5 meter.
Ini merupakan panen kedua mereka atas usaha bersama budi daya ikan lele yang dilakoni.
Budi daya ikan lele ini dilakukan warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Cakra Wijaya Gerduren.
Kasi Kesejahteraan Masyarakat Desa Gerduren yang juga Penasihat Kelompok Tani Cakra Wijaya, Kirno (55), mengatakan, ikan lele yang dikembangkan berawal dari bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.
Pada 2021, mereka menerima bantuan 25 ribu benih ikan lele beserta pakan senilai Rp 40 juta.
Dan, pada Desember 2021, mereka melakukan panen perdana. Saat itu, mereka berhasil memanen 13 kuintal ikan lele dengan laba mencapai Rp 16 juta.
Ikan lele tersebut dijual Rp 16.500 per kilogram kepada warga tetangga desa, juga sampai wilayah Banjarnegara.
"Saat panen pertama, warga di RT 03 RW 07 Desa Geduren, sekitar 50 KK (kepala keluarga), masing-masing mendapat satu kilogram ikan lele secara cuma-cuma."
"Begitu juga pengurus, pasti dapat juga," ujar Kirno (55) saat ditemui Tribunbanyumas.com di lokasi panen.
Baca juga: Ajak Masyarakat Gemar Makan Ikan, Pokdakan Makna Jaya Senon Purbalingga Bagikan 500 Kg Lele. Gratis!
Baca juga: Belum Dapat Sosialiasi, Pedagang Pasar Banyumas Masih Jual Minyak Goreng Curah Tanpa Pedulilindungi
Sayang, hasil panen kedua ini tak semanis panen pertama.
Dari modal Rp 7 juta yang digunakan untuk membeli bibit lele dan pakan, hanya menghasilkan lele siap jual seharga Rp 5 juta.
"Modal Rp 7 juta untuk pakan dan benih tapi panen Rp 5 juta," imbuhnya.
Tingginya harga pakan, dikatakan Kirno menjadi satu di antara faktor kerugian yang dialami.