Saat ini, distribusi barang dari produsen berbagai daerah sudah kembali normal meski belum maksimal.
"Beberapa hari kemarin, memang tersendat karena pelabuhan jebol. Lalu lintas terhambat, tidak ada barang keluar masuk di pelabuhan."
"Banyak barang kosong karena distribusi terhambat. Namun, sekarang mulai lancar walaupun masih sedikit tersendat," jelasnya.
Pedagang sembako Pasar Sampangan, Sarmini, mengaku khawatir harga minyak goreng curah kembali melambung akibat pencabutan subsidi.
Dia pun mendapat banyak keluhan dari pelanggan.
Baca juga: Jateng Selatan Punya Potensi Besar Bidang Maritim, Ketua DPD RI: Cukup dari Tanjung Intan Cilacap
Baca juga: Pembangunan Jembatan Baru Juwana, Jembatan Lama Dibongkar, Bupati Minta Jalur Alternatif Disiapkan!
Baca juga: 2.000 Jemaah Calon Haji Asal Jateng dan DIY Gagal Berangkat ke Tanah Suci
Baca juga: Truk Beton Nyasar ke Perkampungan di Gringsing Batang Dini Hari, Sopir Mengaku Diarahkan Wanita
Menurut Sarmini, harga minyak goreng curah dari agen Rp 15.200 per liter. Dia menjual dengan harga Rp 16.500.
Sedangkan harga minyak goreng kemasan, masih tinggi, yaitu berkisar Rp 23 ribu-Rp 25 ribu per liter.
"Saya, terakhir kulakan kemarin, harga minyak goreng curah sudah Rp 15.200. Sebelumnya, harga pernah Rp 14 ribu atau Rp 14.500," bebernya.
Menurut dia, kenaikan harga minyak goreng curah ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
Dia berharap, harga bahan pokok bisa kembali murah sehingga menyejahterakan, baik pedagang maupun masyarakat.
"Memang penjualannya sedikit turun. Biasanya, pembeli bisa memborong tiga sampai empat kilogram, sekarang paling 2,5 kilogram. Tapi, alhamdulillah, masih tetap ada pembeli," ungkapnya. (*)