TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Ikan dikenal sebagai sumber protein hewani yang diyakini dapat mencegah stunting atau anak gagal tumbuh.
Oleh karena itu, Pemkab Purbalingga bersama Pemprov Jateng mengampanyekan agar masyarakat Purbalingga lebih sering mengonsumsi ikan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Purbalingga, Heru Budi Hartono mengatakan, angka konsumsi ikan masyarakat Purbalingga 26,39 kg per kapita per tahun 2021 lalu.
Angka ini meningkat dibanding tahun 2020 yang hanya 25,11.
"Tingkat konsumsi ikan masyarakat Purbalingga perlu terus ditingkatkan mengingat pentingnya manfaat ikan bagi Kesehatan, khususnya dalam meningkatkan kecerdasan anak serta mencegah stunting," ujarnya, Jumat (11/3/2022).
Baca juga: Lantik PPPK Nonguru Purbalingga, Bupati Tiwi Minta ASN Inovatif dan Tak Terjebak Rutinitas
Baca juga: Satlantas Polres Purbalingga Bagikan Helm dan Kaus, Ajak Pengguna Jalan Tertib Berlalu Lintas
Baca juga: Dinperindag Purbalingga Siapkan 10.796 Liter Minyak Goreng Murah, Dijual Rp 13.500/Bungkus
Baca juga: Janji Kawal Kasus Guru Cabuli 7 Murid di Purbalingga, KemenPPPA Minta Aparat Beri Hukuman Maksimal
Hal ini pun disampaikan Heru dalam acara Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Balai Desa Karangasem, Kertanegara, Kamis (10/3/2022).
Untuk mendorong konsumsi ikan, DKPP Purbalingga sengaja memilih Desa Karangasem sebagai lokasi kampanye, mengingat desa ini juga jadi fokus penanganan stunting.
Sejumlah bantuan berupa makanan yang terbuat dari olahan ikan diberikan kepada 125 ibu menyusui, ibu hamil, dan balita di wilayah ini.
Paket tersebut berisi pindang tongkol, serundeng ikan nila, keripik nila, macaroni patin, dan abon ikan lele.
Makanan tersebut merupakan hasil produksi para pelaku usaha pengolahan ikan di Purbalingga.
Kepala Bidang Usaha dan Pengembangan Komoditas Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah Iman Kadarusman menyebutkan, ikan memiliki kandungan protein hewani yang cukup besar per 100 gramnya.
Di antaranya, ikan lele mengandung protein hewani 18 gram, nila 26 gram, gurameh 18 gram, bandeng 20 gram, dan ikan kembung 21,3 gram.
"Artinya, ikan cukup tinggi gizinya dan dibutuhkan generasi kita," imbuhnya.
Tahun 2021, pihaknya turut memberi bantuan kepada dua Kelompok Budi Daya Ikan (Pokdakan) dan satu ponpes di Purbalingga, untuk keperluan pengembangan budi daya.
Selain itu, juga bantuan peralatan pengolahan ikan kepada satu kelompok.
"Kami harap, dari bantuan ini, kelompok budi daya bisa meningkatkan produksi yang kemudian diserap masyarakat maupun kalangan sendiri."
"Sedangkan bantuan alat pengolahan diharapkan bisa membantu hasil olahan ikan lebih bervariasi sehingga bisa meningkatkan minat makan ikan," jelasnya.
Baca juga: Dokter Terduga Teroris di Sukoharjo Alumni UNS Solo, Sehari-hari Buka Praktik di Rumah
Baca juga: Ganjar Gelontorkan Ratusan Miliar untuk Siswa SMA/SMK Swasta di Jateng
Baca juga: Jonathan Christie Positif Covid, Bagaimana Nasibnya di All England 2022?
Baca juga: Dua Bocah Asal Gunung Kidul Tewas di Sungai Tuntang Grobogan, Main saat Berkunjung ke Rumah Kakek
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan, imun tubuh yang baik harus didukung gizi yang baik. Satu di antaranya, lewat asupan makanan, semisal ikan.
Hal ini juga penting bagi ibu hamil dan balita.
Bupati yang akrab siapa Tiwi ini mengatakan, ikan memiliki omega yang bisa mempengaruhi perkembangan otak anak yang masih dalam tahap pertumbuhan, terutama di 1000 hari pertama pertumbuhan.
"Jangan sampai, anak-anak kita tidak suka ikan. Jadi, mulai hari ini, ibu-ibu, ke depan, mulai membiasakan anaknya untuk rutin mengonsumsi ikan," pesannya.
Ia mengakui, ikan kurang digemari anak karena amis atau berduri.
Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat bisa mengolah ikan dalam berbagai variasi, misalnya menjadi nugget, siomay, atau bakso.
"Kami, dari DKPP, akan berkolaborasi dengan ibu-ibu PKK untuk rutin memberi pelatihan membuat resep-resep olahan ikan."
"Target, tahun 2022, angka konsumsi ikan kita meningkat, paling tidak sama dengan rata-rata Provinsi Jawa Tengah, yaitu 36 kg per kapita per tahun," ujar Tiwi. (Tribunbanyumas/jti)