TRIBUNBANYUMAS.COM,SEMARANG- Aliansi Mahasiswa Jateng (AMJ) mendukung pemilu diundur.
Hal tersebut dilakukan dengan aksi di halaman DPRD Jateng, Sabtu (5/3/2022).
Menurut mereka, hal tersebut selaras dengan kajian dan studi lapangan yang dilakukan, serta melihat perkembangan konfigurasi politik terkini.
Baca juga: Bangun Rasa Kemanusiaan sejak Dini, Ganjar Dukung Anak Muda Jadi Relawan
Juru Bicara AMJ, Maulana mengatakan landasan tolak pemilu adalah ekonomi belum stabil dan masih banyak persoalan rakyat yang belum tuntas.
Serta utang luar negeri yang masih banyak.
"Rakyat butuh ketentraman dan harga-harga murah dibandingkan harus mengikuti pemilu lagi dalam waktu yang relatif singkat," ungkapnya dalam keterangan tertulis.
Mereka yang tergabung dengan AMJ antara lain merupakan mahasiswa dari Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Stekom, Universitas Semarang (USM), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo.
Adapula, mahasiswa dari Udinus, Untag, Unissula, Universitas Ngudiwaluyo, Polines, Upgris, hingga Unika Soegijapranata.
Baca juga: Unik! di Banyumas Ada Wisata Kebun Buah di Belakang Kandang Ayam
Maulana menegaskan, dengan kesadaran penuh dan banyak pertimbangan melihat Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.
Menurutnya, semua harus prihatin dan jeli melihat semua ini.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti halnya ekonomi, utang negara yang terus menumpuk.
"Serta proyek Wadas yang menuai kontroversi simpang siur, yang negara sendiri acuh tidak becus mengkondisikannya.
Pemilu 2024 harus ditunda adalah harga mati," katanya.
Baca juga: Jurus Ganjar Pranowo Mengentaskan Kemiskinan di Jateng, Diharapkan Ditiru Kabupaten/Kota
Maulana menjelaskan, pengamat tak paham persoalan rakyat khususnya dari arus bawah.
Menurutnya, percuma kalau digelar pemilu 2024, belum mampu menjawab solusi rakyat, dan tidak menghasilkan pemerintahan yang memahami rakyatnya.
Maulana membeberkan, pemilu mendatang adalah pemilunya anak muda.
60 persen pemilih adalah milenial dan Generasi Z.
Maka di tangan mahasiswa lah warna Indonesia ditentukan.
"Oleh sebab itu, momentum pemilu adalah tanggung jawab yang harus diemban bersama.
Dengan itu kami harus membuktikan bahwa di tangan anak-anak muda Indonesia ke depan akan lebih baik," tegasnya.
Baca juga: Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Ganjar: Hati-hati Konsumen Migrasi ke LPG 3 Kg
Selain melakukan diskusi berkenaan dengan tolak pemilu, AMJ juga melakukan deklarasi dukungan kepada Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar menjadi calon presiden.
Maulana menilai sosok Muhaimin Iskandar merupakan representatif pemimpin yang ideal untuk memimpin Indonesia.
"Cak Imin paham betul persoalan masyarakat khususnya dari menengah ke bawah.
Hal tersebut terlihat dari rekam jejak, pengalaman, dan kiprah Cak Imin yang benar-benar meniti karir dari mahasiswa sampai sekarang," tutur Maulana.
Baca juga: Sidang Kasus Korupsi Bupati Nonaktif Banjarnegara: Kisah Sopir yang Ditunjuk Jadi Direktur
Menurut AMJ, Cak Imin adalah representasi aktivis mahasiswa, yang memahami nilai dasar perjuangan mahasiswa.
"Watak beliau yang pluralis, humanis dan egaliter tidak bisa dipisahkan dari proses penempaan yang panjang, dimulai sejak beliau menjadi aktivis kampus dan pergaulannya dengan almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)," jelasnya.
Dengan beberapa capaian itulah menjadi pertimbangan mahasiswa Jawa Tengah dari berbagai kampus memberikan mandat kepada Cak Imin untuk menjadi next president Indonesia ke depan.
"Selain itu kami juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda di Jawa Tengah untuk mendukung perjuangan politik Cak Imin," tegasnya.(*)
Baca juga: Pengentasan Kemiskinan di Jateng, Pemerintah Gandeng Komite Ekonomi Kreatif, Seperti Apa?