Seorang penjual grosir minyak goreng di Jalan DI Panjaitan Purwokerto, Dani Alexander (30) menuturkan terpaksa membatasi penjualan minyak goreng.
Ia mengaku pasokan minyak goreng dari distributor sangat sulit.
Terakhir kali dikirim dari distributor minyak goreng pada Januari yang lalu.
"Biasanya seminggu sekali ada.
Ini sedang langka.
Cara menyiasati adalah dengan menggunakan batasan dan saya membatasi 100 karton per hari.
Satu karton isinya 12 liter, dan saya kira itu cukup untuk rumah tangga dan kebetulan saya hanya jualan merk Rose Brand," katanya.
Ia mengatakan memang untuk permintaan sangat tinggi sehingga perlu adanya pembatasan supaya tidak terjadi panic buying.
Baca juga: Wagub Gus Yasin Dialog dengan Warga Wadas Purwerojo: Anak-Anak Sudah Ceria
Baca juga: Setiap Kali ke Purbalingga, Ganjar Selalu Kunjungi Ponpes Ini, Milik Ulama Besar
Baca juga: Bupati Kendal Dico Ganinduto Terpapar Covid-19, Sampaikan Pesan Ini ke Masyarakat
Sementara itu, Humas Promosi Moro Swalayan, Adi Putranto mengatakan, karena pasokan yang terbatas dia hanya mengeluarkan minyak pada jam-jam tertentu.
"Dikeluarkan jam-jam tertentu yaitu pagi siang dan malam, dan rata-rata adalah 200 karton persesinya atau kurang lebih 600 liter per sesi.
Dan ada pembatasan pembelian satu orang dua liter," ungkapnya.
Kapolresta Banyumas, Kombes Edi Suranta Sitepu menuturkan, belum ditemukan adanya kasus oknum yang menimbun minyak.
"Belum ditemukan laporan penimbunan minyak goreng, tapi kita terus berkoordinasi dengan Disperindag untuk sama-sama mengawasi peredaran minyak di Banyumas," ucap pria yang pernah menjabat Kapolres Klaten ini.(*)