TRIBUNBANYUMAS.COM, SOLO- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi kecelakaan maut bus pariwisata Gandhos Abadi (GA) yang terjadi di Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Plt. Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan menyampaikan, ada beberapa hal penting yang pihaknya tengah melakukan proses investagasi.
Investigator KNKT mengikuti rute yang dilalui bus maut.
Yakni dari Tebing Breksi, Sky View, sampai Bukit Bego atau lokasi kejadian dimana bus menabrak tebing dan menewaskan 13 penumpang.
Menurutnya, jalan yang dilalui bus tersebut sebenarnya kurang aman untuk dilalui bus besar, baik lebar maupun elemen vertikalnya.
Pihaknya masih akan mendiskusikan dengan pihak Bina Marga dan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kami ini sebenarnya belum menyimpulkan apapun dari investigasi.
Yang saya sampaikan faktual dengan temuan di lapangan," kata Wildan saat di Kantor Dishub Solo, Selasa (8/2/2022).
Baca juga: Identitas 13 Korban Meninggal Kecelakaan Bus Pariwisata di Bantul Jogja, Banyak Warga Sukoharjo
Baca juga: Suasana Duka saat 13 Jenazah Korban Kecelakaan Maut Bus di Bantul Tiba di Sukoharjo
Investigator senior KNKT ini menuturkan, pihaknya sudah memeriksa armada atau kendaraan nahas bus pariwisata GA.
Pertama yang diperiksa adalah sistem pengereman.
Menurutnya pada sambungan-sambungan kompresor dan tabung angin pada rem, tidak ada masalah dan tidak ada kebocoran.
"Anginnya masih ada.
Semua sistem berjalan baik.
Bus itu secara fungsional dia bisa mengerem.
Tidak ada masalah teknis," jelasnya.
Baca juga: Breaking News: 6 Korban Meninggal Kecelakaan Bus Maut di Bantul Dimakamkan Satu Liang di Sukoharjo
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan roda.
Alur ban memenuhi syarat.
Begitu juga dengan kampas dan tromolnya.
Wildan menjelaskan, ambang batasnya masih normal.
Biasanya kalau tidak normal di atas satu milimeter.
Untuk masalah roda, kata dia, masih layak digunakan baik dari alurnya maupun gap kampas.
"Masalahnya kegagalan pengereman.
Yang kami lakukan adalah pemeriksaan sistem rem," ungkapnya.
Baca juga: Korban Kecelakaan Bus Maut di Bantul, Sugiyo Dimakamkan Satu Liang Kubur dengan Cucu dan Istri
Kemudian, pihaknya memeriksa saksi, yakni pembantu pengemudi.
Saksi menjelaskan saat dari atas, pengemudi menggunakan persneling gigi tiga.
"Karena itu, kendaraan meluncur dengan cepat.
Pada saat di sana, jalan menurun dan banyak tikungan.
Setiap tikungan, pengemudi melakukan pengereman berkali-kali," tuturnya.
Indikator lampu rem belakang menyala terus, tetapi bus masih melaju dengan cepat.
Artinya, saat turun bus melakukan pengereman yang panjang.
"Mendekati titik jatuh (lokasi kejadian), pengemudi kesulitan mengerem.
Karena tidak bisa mengerem, akhirnya dia memindahkan gigi dari 3 ke 2.
Itu tidak mungkin terjadi.
Pasti akan masuk ke gigi netral," tuturnya.(*)
Baca juga: Kecelakaan Maut Bus di Bantul, Tulus Bersimpuh di Makam 4 Anggota Keluarganya di Sukoharjo