TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Kepala Disdikbud Kabupaten Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi menggagalkan 2 sekolah dasar (SD) yang merencanakan outing class di tengah pandemi Covid-19.
Dua sekolah itu menurut Wahyu, sudah diberi peringatan untuk menunda sistem pembelajaran di alam terbuka sebelum pandemi Covid-19 selesai.
Ia tidak ingin ketidakpatuhan segelintir satuan pendidikan bisa menyebabkan terjadinya klaster Covid-19 dari dunia pendidikan.
Baca juga: Sepanjang Tahun Hingga Oktober 2021, Total Ada 151 Kejadian Bencana di Kendal, Terbanyak Longsor
Baca juga: Hujan Kartu Merah di Stadion Utama Kendal - Tuan Rumah Tumbang Lawan PSIR Rembang
Baca juga: Ini Cara dan Nilai Manfaat Petani Kendal Jadi Peserta Jamsostek, Tiap Bulan Cukup Iuran Rp 16.800
Baca juga: Cerita Kakak Beradik Asal Temanggung Curi Motor di Kendal, Diky Cuma Butuh Waktu 15 Detik
"Memang ada 2 SD yang kami terima informasinya mau outing class pada Desember 2021."
"Langsung kami cek dan kami minta untuk ditiadakan," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (4/11/2021).
Wahyu menegaskan, saat ini sistem pembelajaran yang diperbolehkan hanya dilakukan di dalam kelas dengan pembatasan.
Kegiatan ekstrakurikuler sekolah pun saat ini belum boleh dijalankan.
Hanya difokuskan pada pembelajaran terbatas maksimal 2 jam setiap hari.
Atas kejadian ini, ia dengan tegas meminta agar semua satuan pendidikan tetap mematuhi SOP PTM terbatas selama pandemi Covid-19.
Wahyu tidak ingin ada lagi satuan pendidikan nekad melaksanakan kegiatan yang berpotensi membawa dampak buruk bagi siswa, guru, dan satuan pendidikan lainnya.
"Disdikbud Kabupaten Kendal belum mengizinkan segala bentuk kegiatan pendidikan selain di dalam kelas dengan pembatasan," tegasnya.
Di sisi lain, pihaknya kembali mengetatkan prosedur sekolah yang ingin mengikuti PTM.
Tercatat sudah dua pekan terakhir belum dilakukan perluasan sekolah yang mengikuti PTM terbatas.
Wahyu merinci, saat ini baru 652 Paud atau 76 persen dari total 857 sekolah yang sudah menjalankan PTM.
Jenjang SD sederajat baru diikuti 480 sekolah dari total 575 SD yang ada.
Untuk SMP dan sekolah non formal, PTM sudah dijalankan 100 persen.
Masing-masing 108 SMP dan 21 sekolah non formal.
Penundaan sementara atas perluasan PTM, sebut Wahyu, sebagai bentuk kehati-hatian atas munculnya penularan Covid-19 di lingkungan pelajar Kota Semarang.
Pihaknya tidak ingin kasus yang sama terjadi di Kabupaten Kendal.
"Prinsip PTM di Kendal ini terbatas dan terpimpin."
"Dinas yang menentukan sekolah mana yang siap PTM."
"Jangan main-main."
"Kota Semarang sudah terjadi penularan Covid-19, PTM ditutup sementara."
"Tidak ada jalan lain sekolah bisa PTM sebelum penuhi kebutuhan penunjang prokes," tegas Wahyu.
Waspada Gelombang Tiga
Bupati Kendal, Dico M Ganinduto menyampaikan, PTM terbatas yang sudah berjalan harus dijaga agar tidak menimbulkan klaster penyebaran Covid-19.
Ia meminta kepada dinas dan semua tenaga pendidik agar lebih waspada siaga dalam menjalankan pembelajaran tatap muka.
Lengkapi kembali sarana prokes yang kurang memadahi, patuhi memakai masker, agar tidak ada lagi sekolah yang ditutup karena tidak patuh pada SOP yang ada.
"Tenaga pendidik dan kependidikan bertanggungjawab penuh."
"Dinas harus fokus lagi agar pendidikan di Kendal lebih baik lagi dalam mencetak SDM yang unggul."
"Supaya generasi Kendal bisa berkontribusi dalam pembangunan daerah ke depan," harapnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (4/11/2021).
Dico mengingatkan kepada semua satuan pendidikan agar bersiap terhadap dampak terburuk ketika terjadi gelombang 3 Covid-19.
Karena itu, ia meminta kepada semua yang terlibat dalam dunia pendidikan untuk taat protokol kesehatan.
Ketua DPRD Kabupaten Kendal, Muhammad Makmum menambahkan, pandemi yang menghantam semua unsur kehidupan harus disikapi secara bijak.
Terutama oleh para guru dengan menciptakan inovasi dan kreativitas seiring perubahan zaman.
Namun demikian, Makmun berharap, kesempatan yang diberikan saat ini jangan sampai disia-siakan.
Misalnya, meyepelekan protokol kesehatan yang berpotensi terjadinya penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Sehingga, kesempatan belajar langsung di sekolah yang mulai berjalan bisa saja dicabut kembali.
Padahal kesempatan ini yang sudah dinanti-nantikan orangtua siswa sejak pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh.
"Kami pesan kepada pendidik agar terus berinovasi dalam membangun karakter siswa."
"Termasuk mematuhi prokes."
"Pendidik hari ini dituntut lebih inovatif di tengah kemajuan zaman," tutur Makmun. (*)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Sempat Ditangani di RSUD Brebes, Bocah Telan Koin Sudah Dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang
Baca juga: Persekat Tegal Layangkan Surat ke PSSI, Protes Kepemimpinan Wasit Hulman Simangunsong
Baca juga: Hasil Liga 3 Jawa Tengah - Persip Pekalongan Vs Persipa Pati Berakhir Imbang Tanpa Gol
Baca juga: 20 Siswa dan Tenaga Pendidik di Kota Semarang Masih Jalani Isolasi, Dinkes: Tunggu Hasil Evaluasi