Terkofirmasi positif yang dirawat di rumah sakit, Kota Semarang berada pada angka 0,8 per 100 ribu penduduk.
Standar level 1 yakni kurang dari 5 persen per 100 ribu penduduk. Angka itu juga sudah masuk kategori level 1.
Kasus meninggal di Semarang 0,98. Adapun standar level 1, angka kematian kurang dari 1 persen per 100 ribu penduduk.
"Testing dan tracing kita ada di posisi yamg belum begitu baik. Itu yang akan kami lengkapi. Kawan-kawan agar bisa melakukan testing dan tracing pasien Covid-19," terangnya.
Baca juga: Dorong PTM di Pondok Pesantren, Wagub Gus Yasin Pastikan 1000 Santri di Banyumas segera Divaksin
Baca juga: Bantu Atasi Kekeringan di Jateng, PKS Kirim 76 Tangki Air Bersih ke Wonogiri
Baca juga: KONI Banyumas Bagikan 250 Paket Vitamin ke Atlet dan Pelatih, Kiriman dari Mustika Ratu Jateng
Baca juga: Kasus Covid Turun, Pemkab Karanganyar Tutup 2 Tempat Isolasi Terpusat. Tersisa Gedung Wanita
Hendi, sapaan wali kota, menerangkan, testing di Kota Semarang berada pada angka 12,2 persen.
Sedangkan standar PPKM level 1 harus kurang dari 5 persen.
Adapun tracing di Kota Semarang baru 2,4. Seharusnya, tracing bisa lebih dari 14.
Menurutnya, ada beberapa kendala dalam melakukan tracing dan testing, di antaranya pihaknya kesulitan petugas tracer.
Jumlah tracer masih kurang memadai untuk melakukam tracing secara menyeluruh.
"Alhamdulillah, kami dapat bantuan dari BPNB Untuk tracer. Kami akan tingkatkan dengan kerjasama TNI polri serta kemampuan nakes Kota Semarang," tambahnya.
Hendi menegaskan, Pemkot akan berupaya secara maksimal melakukan tracing dan testing selama PPKM level 2 ini. Validitas data akan ditingkatkan.
Pihaknya juga perlu lebih menyadarkan masyarakat untuk jujur saat terkonfirmasi positif. Sehingga, tracing akan mudah dilakukan.
"Misal, A terdeteksi. Dia harus mengakui dia positif. Harus bicara jujur kemarin ketemu siapa saja. Jadi, bisa memenuhi 3.900-an (kontak erat)," sambungnya. (*)