Dinas Kesehatan dan Satgas akan terus melakukan pemantauan serta pendampingan pelaksanaan program ini.
"Selain itu, semua guru yang melaksanakan PTM, kami minta divaksin agar mereka aman."
"Kami sudah meminta Disdikbud dan Dinkes menginventarisasi sekolah yang akan melaksanakan tatap muka serta melakukan vaksinasi secepatnya," imbuhnya.
Baca juga: Kombatan Desak Kejari Purwokerto Bongkar Dalang Dugaan Korupsi JPS Banyumas
Baca juga: Serahkan LKPJ 2020 ke DPRD, Bupati Purbalingga Klaim Kesejahteraan Warga Meningkat
Baca juga: Begini Cara Alumni Ponpes Al Mukmin Ngruki di Banjarnegara Lawan Stigma Teroris
Baca juga: Masih Polemik, Pengambilan Batu Nisan di Makam Stanagede Wonosobo, Ini Komentar Kadus Mojotengah
Sementara itu, Plt Kepala Disdikbud Jateng, Hari Wuljanto menambahkan, setiap sekolah yang akan menggelar PTM wajib mematuhi pedoman pembinaan pengawasan satuan pendidikan yang dikeluarkan Kemenkes.
Nantinya, pihaknya akan menggandeng instansi terkait dalam hal pengawasan.
"Kami sudah menggelar rapat koordinasi dengan lintas sektoral, termasuk kabupaten/kota dan Kemenag terkait hal ini."
"Mereka sudah mengusulkan nama-nama sekolah yang akan melakukan PTM," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (22/3/2021).
Tidak menutup kemungkinan, ada kabupaten/kota yang mengusulkan lebih dari satu jenjang pendidikan PTM.
Hal itu nantinya diserahkan kepada Bupati atau Wali Kota dengan pengawasan ketat dan pendampingan dari Pemprov Jateng.
"Kalau ada satu siswa saja yang positif, maka PTM harus ditutup."
"Sekolah yang terdapat kasus positif, harus memperbaiki prokesnya, memenuhi sarana prasarananya."
"Jika setelah evaluasi dimungkinkan untuk dibuka kembali, maka akan dibuka."
"Jadi lebih fleksibel saja," ucapnya.
Dalam pelaksanaan PTM, Hari mengatakan, pelaksanaannya hanya diikuti 70-110 siswa per sekolah.
Jam pembelajaran tidak lebih dari 4 jam sehari, dengan satu mata pelajaran maksimal 30 menit tanpa istirahat.