TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pendapatan daerah Provinsi Jawa Tengah diproyeksikan berkurang hingga Rp 1,9 triliun pada 2020 akibat pandemi.
Ini berpengaruh terhadap postur anggaran pembangunan pada 2021.
Ada sejumlah pekerjaan pembangunan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun esok, terpaksa harus ditunda.
Atau pekerjaan yang bisa selesai pada 2021, harus dilakukan dengan skema tahun jamak atau multiyears.
Baca juga: Klaster Keluarga Kini Mendominasi Kasus Covid-19, Pemprov Jateng Sebut Akibat Libur Panjang
Baca juga: Kemenhub Berencana Batasi Angkutan Truk saat Libur Akhir Tahun, Ini Kata Aptrindo Jateng dan DIY
Baca juga: Tok, UMK 2021 di 35 Kabupten/Kota di Jateng Naik. Ini Rinciannya
Baca juga: Vaksin Covid-19 Didistribusikan Mulai Desember di Jateng, Cilacap Dapat Jatah Paling Banyak
Komisi D DPRD Jateng sebetulnya memperjuangkan untuk tambahan revitalisasi terminal B di seluruh Jawa Tengah pada 2021.
Namun apa daya, anggaran yang ada tidak bisa dioptimalkan.
"Sebetulnya, (berkurangnya APBD 2021) dalam perspektif target percepatan di sektor transportasi dan perhubungan ada masalah, namun tidak mengganggu soal kinerja."
"Contohnya pembenahan terminal yang nyaris belum dilakukan perbaikan apa- apa," kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso kepada Tribunbanyumas.com, Senin (23/11/2020).
Menurutnya, 16 terminal tipe B yang dikelola pemerintah provinsi yang awalnya ditangani pemerintah kabupaten/ kota, kondisinya sangat memprihatinkan.
Kondisi terminal tipe B seperti di Kabupaten Batang, Purwodadi, dan beberapa daerah lainnya harus mendapatkan perhatian serius.
Alokasi anggaran juga seharusnya proporsional.
Namun, karena terdampak pandemi, alokasi anggaran diperuntukan proyek fisik prioritas.
Misalnya, pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah II di Magelang, Flyover Ganefo Mranggen, pembangunan jalan baru di ruas Bandungsari- Salem Brebes.
Pembangunan sistem penyedia air minum (SPAM) di beberapa wilayah dan sebagainya.
"Saat ini (terminal) cukup mengenaskan."
"Tapi aspek pelayanan tetap jalan."
"Yang awalnya ada rencana perbaikan badan terminal, sekarang hanya cukup dilakukan penataan parkir misalnya," jelas politikus PKS ini.
Dengan revitalisasi terminal yang baru beralih ke provinsi itu bisa lebih bagus dan representatif.
Keberadaan terminal untuk angkutan antar kota dalam provinsi ini dinilai penting terutama di daerah.
Sarana ini penting untuk menunjang kemudahan masyarakat dalam menggunakan angkutan massal serta mendukung berjalannya roda perekonomian.
Selain terminal, pembangunan fisik yang terganggu yakni perbaikan jalan.
Dengan efisiensi anggaran, tidak semua ruas jalan yang rusak bisa diperbaiki. (Mamduh Adi)
Baca juga: Polisi Bubarkan Paksa Pentas Kuda Lumping di Kemranjen Banyumas: Izin Awal Hanya Hajatan
Baca juga: Wihaji Gagas Wisata Sekaligus Beramal, Ajak Anak-anak ke Pusat Teknologi Milik Pemkab Batang
Baca juga: Seluruh Wisata Air Belum Juga Dibuka, Ini Alasan Disparbud Kabupaten Wonosobo
Baca juga: Disebut Karena Pandemi, Lahan di Temanggung yang Ditanami Bawang Putih Cuma 225 Hektare