TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Dinkes Jateng mengimbau kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan protokol kesehatan dalam mencegah penularan Covid-19.
Terlebih, setelah ditemukannya gejala baru happy hypoxia pada penderita Covid-19 yang meninggal dunia di Kabupaten Banyumas.
Happy hypoxia merupakan kondisi dimana pasien mengalami kadar oksigen rendah yang bisa menyebabkan ketidaksadaran.
• Mulai Senin Digelar Simulasi KBM Tatap Muka, Disdikbud Jateng: Tujuh Sekolah di Tiga Daerah
• Ganjar Minta Bantuan Warga, Kirim Foto ASN Pemprov Jateng Tak Gunakan Masker, TPP Bakal Dipotong
• Hingga 2023 Ditarget Sudah Miliki Tujuh Koridor BRT Trans Jateng, Gubernur: Kurang Tiga Lagi
• Budidaya Kacang Jepang di Banjarnegara, Masa Tanam Hingga Panen Cuma 70 Hari
Bahkan bisa hingga kematian terhadap pasien yang menderita Covid-19.
Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo membeberkan, gejala happy hypoxia tidak hanya ditemukan di Banyumas.
Namun ada juga di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Semarang dan Surakarta.
"Happy hypoxia sebenarnya sudah ada sejak dahulu, saat Covid-19 mewabah."
"Hanya saja, saat itu kasus tersebut tak mendapat perhatian khusus."
"Setelah kasus di Banyumas, baru diperhatikan."
"Padahal, ini kerap terjadi di mana-mana, di Semarang dan Surakarta juga ada,” ujar Yulianto seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (3/9/2020).
Yulianto menjelaskan, pasien Covid-19 yang mengalami happy hypoxia memang tidak menujukkan gejala.
Namun, pasien tersebut mengalami kadar oksigen yang menurun sehingga menyebabkan sesak napas hingga kematian.
“Orang yang mengalami happy hypoxia ini tidak terlihat gejala yang jelas."
"Tapi, sebenarnya paru-parunya sudah rusak."
"Makanya, sering disebut silent hypoxia,” ungkapnya.
Penelusuran Dinkes Jateng, kasus happy hypoxia itu kerap ditemukan di rumah sakit yang tingkat kematian pasiennya cukup tinggi.
Saat ini, pihaknya sedang berupaya mengumpulkan data dari sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah terkait kemungkinan gejala tersebut.
“Ini kami baru mengumpulkan data dari rumah sakit-rumah sakit rujukan yang menangani kasus ini."
"Baru ada tiga rumah sakit yang mengumpulkan dari Banyumas, Semarang, dan Surakarta."
"Yang lainnya masih menunggu,” tutur Yulianto.
Sementara itu, terkait ketersediaan ruang isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit di Jawa Tengah, Yulianto menyebut masih cukup terpenuhi.
“Ketersediaan ruang isolasi cukup kok, masih ada free sekira 40 persen."
"Jadi masih kosong sekira 40 persen dari total ruang isolasi di berbagai rumah sakit rujukan yang kami sediakan,” jelasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Hanya di Banyumas, Gejala Happy Hypoxia Juga Ditemukan di Semarang dan Solo"
• Dinilai Masih Kurang Efektif, Bupati Banjarnegara Minta Evaluasi Pembelajaran Daring
• Sebulan Terakhir Meningkat, Kasus Positif Covid-19 di Wonosobo
• Selesaikan Skripsi, Alasan Riyan Ardiansyah Telat Gabung Latihan PSIS Semarang
• Pedagang Dorong Gerobak Kelilingi Alun-alun Kota Tegal, SPJB Sebut Arak-arakan Tradisi Boyongan