"Lebih baik pembelajaran tatap muka ditunda terlebih dahulu tapi selamat."
"Daripada sekolah dibuka tidak selamat."
Menurut para pakar, sekira 1966 sekolah juga sempat tertunda hingga 1 tahun, tetapi mereka sekarang tetap jadi profesor yang hebat hebat."
"Jadi kami sarankan dan harapkan kepada orangtua untuk bersabar," imbuhnya.
Oleh karena itu, alangkah baiknya untuk saat ini melihat kasus yang belum turun tetap terapkan pembelajaran online.
Karena jangan sampai jika ada belajar tatap muka muncul klaster baru.
"Jadi pada prinsipnya jangan ke sekolah, kecuali penularan dan kematian menurun selama 2 minggu."
"Penyemprotan disinfektan secara rutin, rapid test guru, wajib pake masker, sarana cuci tangan, dan tetap jaga jarak meja kursi," ujarnya.
Namun apabila pembelajaran tatap muka tetap dibuka, semua pihak dari sekolah hingga orangtua harus benar-benar memperhatikan protokol kesehatan.
Benar-benar pula menerapkannya secara baik.
"Orangtua harus memberi contoh menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan."
"Pulang sekolah cuci masker, tangan, dan mandi."
"Saat di sekolah guru harus memperhatikan muridnya secara seksama," pungkasnya. (Dina Indriani)
• Zona Kuning Boleh Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Komisi E DPRD Jateng: Pemerintah Jangan Gegabah
• Emak-emak Histeris dan Nyaris Pingsan, Diduga Malu Terjaring Razia Masker Satpol PP Kota Semarang
• Jalan Brobahan Kranji Purwokerto Masih Ditutup, Lockdown Sementara Berlaku 14 Hari