Keributan bermula pada Kamis (21/5/2020) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, ketika pemilik warung kopi di Bintara, Bekasi meminta anggota ormas PP untuk membayar 6 gelas kopi yang dipesan. Namun, anggota ormas PP tidak pernah mau membayar minuman yang mereka pesan.
TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Bentrok terjadi antara organisasi silat Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT dan organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila, di Kota Bekasi, Kamis (21/5/2020) kemarin.
Bentrokan antar ormas ini dipicu gara-gara oleh oknum anggota PP yang tak membayar tagihan setelah memesan 6 gelas kopi di kawasam Bintara, Bekasi.
Akibat bentrokan, sejumlah pertokoan dirusak dan beberpa unit sepeda motor dibakar.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus pun menuturkan kronologi dari aksi bentrokan antar kedua ormas tersebut.
Keributan bermula pada Kamis (21/5/2020) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, ketika Toto, sang pemilik warung kopi di Bintara, Bekasi meminta anggota ormas PP untuk membayar enam gelas kopi yang dipesan.
• Saat PSBB Dua Ormas di Bekasi Malah Bentrok, Rusak Pertokoan dan Bakar Sepeda Motor
• Kronologi OTT KPK di UNJ, Bermula dari Rektor Minta Pejabat Kampus Kumpulkan Uang
• Pentingnya Masker! Virus Corona Juga Menular Lewat Udara, Bisa Terbang 6 Meter dalam 5 Detik
• Rumah Mewah Pengusaha Konveksi Digrebek Polisi, Diduga Terlibat Kasus Terorisme
Yusri menjelaskan, ormas PP memang sudah biasa memesan minuman di kedai Toto.
Kendati demikian, ormas PP tidak pernah membayar minuman yang mereka pesan pada warung kopi tersebut.
"Setiap malam anggota Pemuda Pancasila yang selalu di pos selalu pesan enam gelas tapi tidak mau membayar," kata Yusri dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/5/2020).
Toto mengaku saat ini keadaan warung kopi miliknya sepi pengunjung, karena warga memilih untuk berdiam diri di rumah untuk menghindari kerumunan.
Oleh sebab itu, ia memberanikan diri untuk menagih bayaran kepada ormas PP.
Namun nahas, Toto malah menerima tendangan yang dilayangkan oleh Iwan, salah satu anggota ormas PP.
Sebelum terjadi aksi baku hantam, Toto memang sempat beradu mulut dengan Iwan.
Merasa tak terima atas aksi yang dilakukan Iwan, Toto pun balas melawan dengan membanting tubuh Iwan.
Akibatnya Iwan mengalami luka di bagian kepala.
Melihat temannya terluka, anggota ormas PP lantas tak tinggal diam.
Sebanyak tiga anggota ormas PP dilaporkan langsung mengeroyok Toto di tempat kejadian perkara.
Selama pengeroyokan tersebut, anggota ormas PP sempat melontarkan kalimat menantang kepada organisasi silat PHST.
PSHT Terima Tantangan PP
Ormas PSHT mendatangi PP Usai kejadian tersebut, tepatnya pukul 15.00 WIB, anggota ormas PSHT kemudian mendatangi warung kopi Toto dengan maksud menerima tantangan ormas PP.
Sempat terjadi konsentrasi massa dari ormas PSHT di lokasi. Kapolres Metro Kota Bekasi, Kombes Pol Wijonarko mengatakan, Polsek Bekasi Kota berhasil datang ke lokasi untuk menindaklanjuti aksi tersebut.
"Sebagian mereka kita bawa ke Polsek untuk mediasi dan terjadi kesepakatan kembali antara kedua belah pihak, dalam hal ini unsur pimpinan ormas Pancasila dan PSHT," tuturnya.
Namun pada pukul 18.00 WIB, terjadi aksi lempar antara ormas PP dengan ormas PSHT di Jalan I Gusti Ngurahrai.
Meski tidak memakan korban jiwa namun atas aksi tersebut, empat buah unit kendaraan roda dua dilaporkan terbakar.
Saat ini Wijonarko mengatakan telah mengamankan pimpinan ormas.
Sedangkan untuk situasi saat ini di lokasi, dilaporkan telah terkendali dan arus lalu lintas sudah berjalan lancar.
"Kita tindak lanjuti dan kita kumpulkan pimpinan kedua ormas. Jika ada sesutu yang menyalahi pindana kita tindak sesuai UU yang berlaku," jelas Wijonarko. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kronologi Bentrokan Dua Ormas di Bekasi, Berawal dari Tagihan Kopi yang Tak Dibayar
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
• Tukang Becak Berdarah-darah Dianiaya Anggota Ormas di Cilacap, Pelaku Kesal Lihat Korban Tak Puasa
• Kisah Dokter Muda Cantik Layani Dua Nenek Buta di Banjarnegara, Ternyata Putri Seorang Kiai
• Jangan Berharap Berlebihan, Ganjar: Bantuan Pemerintah Tak akan Pernah Cukup Menyasar Semua