Delapan lem itu akan dipasang di beberapa titik di rumahnya.
Awalnya, harga satu lem Rp 1.000, tetapi sekarang naik menjadi Rp 2.000.
"Kesal tiap hari beli lem terus. Daripada beli lem, mending uang saya buat jajan anak saya," kata Tatang kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (1/5/2020).
Tatang pun menunjukkan sekerumunan lalat yang bersarang di rumahnya.
Lalat itu berkumpul di beberapa titik.
Apabila ada orang yang mengusik lalat tersebut, maka akan terlihat jelas ribuan lalat itu berterbangan.
Tatang menambahkan, usaha peternakan ayam petelur itu milik Widodo yang sekarang tinggal di Purwokerto.
Sedangkan penghuni rumah yang digunakan usaha peternak ayam itu ditempati oleh ibunya Widodo.
Jarak rumah Tatang dengan tempat kandang yang berisi ribuan ayam itu hanya terpisah satu tembok.
Makanya selain serbuan lalat, Tatang juga merasakan bau limbah kotoran ayam.
"Awal April 2020 sangat parah. Makanan di rumah kalau tidak ditutupi langsung dikerubung lalat," tambahnya.
Tidak hanya rumah Tatang, semua tetangga yang bersebelahan dengannya juga diserbu lalat.
Amirudin (69) tetangga sebelah rumah Tatang, sudah tidak betah lagi dengan kerumunan lalat di sekitar rumahnya.
Pasalnya keberadaan lalat itu tidak hanya sehari, tetapi berbulan-bulan.
Kesal dengan adanya ribuan lalat yang mengerubungi rumah warga, warga RW 10 meminta pemilik peternak ayamnya menutup usahanya.