Berita Jateng
Bukan Asal Latih, BLK di Jateng Selalu Tanya Dulu Kebutuhan Industri Sebelum Buka Kelas
Kunci sukses BLK Jateng adalah Training Need Analysis. Skill yang diajarkan pasti dibutuhkan oleh perusahaan.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Balai Latihan Kerja (BLK) di Jawa Tengah ternyata punya sebuah resep sukses yang jitu.
Kesuksesan mereka dalam mencetak puluhan ribu tenaga kerja siap pakai bukanlah sebuah kebetulan.
Kunci utamanya adalah mereka bukan asal melatih.
Baca juga: Kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Soal PHK di Sritex Sukoharjo: Kami Siapkan BLK
Sebelum membuka sebuah kelas atau jurusan pelatihan, pihak BLK selalu 'tanya dulu' kepada dunia usaha.
Mereka mencari tahu secara detail apa saja kebutuhan industri saat ini.
Strategi 'tanya dulu' inilah yang membuat tingkat keterserapan lulusan BLK di Jateng sangat tinggi.
Angkanya secara konsisten mencapai 80 hingga 90 persen setiap tahunnya.
Artinya, hampir semua orang yang lulus dari BLK bisa langsung mendapatkan pekerjaan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah, Ahmad Aziz, menjelaskan mekanismenya.
"BLK itu harus melihat kebutuhan yang ada di dunia industri, dunia usaha," terang Aziz, Jumat (1/8/2025).
Proses 'tanya dulu' ini memiliki nama resmi, yaitu Training Need Analysis (TNA).
"Sebelum kita melakukan pelatihan, kita ada TNA (Training Need Analysis) bersama dunia usaha/dunia industri (Du/Di)," jelasnya.
Proses TNA ini memastikan bahwa semua jenis pelatihan yang dibuka oleh BLK selalu relevan.
Keterampilan yang diajarkan adalah keterampilan yang benar-benar sedang menjadi kebutuhan industri.
Suasana di salah satu ruang kelas pelatihan BLK di Jateng memang tampak sangat serius.
Puluhan peserta perempuan berseragam hijau toska duduk rapi di kursi masing-masing.
Mereka terlihat fokus dan antusias dalam menyimak materi yang diberikan oleh instruktur.
Di atas meja mereka, tergeletak buku catatan dan juga alat tulis.
Ruangan kelas yang terang dan bersih ini menunjukkan sebuah lingkungan belajar yang sangat profesional.
Di sinilah para calon tenaga kerja terampil di Jawa Tengah itu dibentuk dan dipersiapkan.
Lulusan dari BLK di Jateng ini nantinya punya dua jalur karier yang jelas.
Jalur pertama adalah bekerja di perusahaan sesuai dengan kebutuhan industri.
Jalur kedua adalah menjadi seorang wirausahawan yang mandiri.
Setiap tahunnya, ada sekitar 20 ribu hingga 25 ribu orang yang memanfaatkan 37 BLK di Jateng.
Sebagian besar dari peserta tersebut adalah warga yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Jenis pelatihannya pun sangat beragam, hasil dari proses 'tanya dulu' ke perusahaan.
Ada pelatihan otomotif, las, barista, desainer grafis, tata rias, hingga pemrograman web.
Untuk menjangkau warga miskin di daerah terpencil, BLK di Jateng juga punya skema 'jemput bola'.
Mereka menggunakan armada mobil boks berisi peralatan yang diubah menjadi 'kelas keliling'.
Kesuksesan BLK ini juga dinilai menjadi salah satu senjata rahasia.
Sebuah senjata untuk membantu menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah.
Kisah Pedih Edi, saat Ngaji Disodori Akta Cerai Istri: Lapor ke Polisi Soal Keterangan Palsu |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN-T IPB Ajari Peternak Banjarnegara Bikin Pakan Fermentasi, Solusi Malas Ngarit |
![]() |
---|
Usai Bebas Bersyarat, Rumah Bambang Tri Penulis Buku Jokowi Undercover di Blora Sepi |
![]() |
---|
Bahaya Hilang Konsentrasi Berkendara, Begini Cara Aman Bikers Gunakan Aplikasi Navigasi |
![]() |
---|
Bus Trayek Wonosobo-Dieng Mogok Massal, Protes Pick Up Buat Angkut Penumpang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.