Berita Semarang

Jejak Masa Remaja Ekonom Senior Kwik Kian Gie Terekam di Kwik Hway Gwan Memorial Building Semarang

Jejak masa kecil ekonom senior Kwik Kian Gie terekam di Semarang. Rumah masa kecilnya kini berubah menjadi Kwik Hway Gwan Memorial Building.

TRIBUNBANYUMAS/ARIEL SETIAPUTRA
RUMAH MASA KECIL - Suasana Kwik Hway Gwan Memorial Building, Selasa (29/7/2025), yang merupakan rumah masa kecil ekonom senior Kwik Kian Gie di Semarang. Kwik Kian Gie dikabarkan meninggal dunia pada Senin (28/7/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Ekonom senior dan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Kwik Kian Gie, menghabiskan masa kecil hingga remaja di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Rumah masa kecilnya di Jalan Pierre Tendean, Kota Semarang, yang kini menjadi Kwik Hway Gwan Memorial Building, menorehkan sejarah perjalanan hidupnya.

Kwik Gian Gie dikabarkan meninggal dunia pada Senin (28/7/2025) malam, pukul 22.00 WIB, dalam usia 90 tahun.

Kabar duka ini dikonfirmasi oleh pihak keluarga serta sejumlah tokoh nasional. 

Kwik dikenal sebagai sosok ekonom kritis yang vokal terhadap berbagai kebijakan pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan keadilan sosial dan ekonomi.

Semasa hidupnya, Kwik pernah menjabat sebagai Menko Ekuin di era Presiden Abdurrahman Wahid dan sebagai Kepala Bappenas di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie Wafat, Pernah Jadi Penasihat Prabowo-Sandi di Pilpres 2019

Selain aktif di dunia pemerintahan, ia juga meninggalkan warisan di bidang pendidikan melalui pendirian Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII), yang kini dikenal sebagai Kwik Kian Gie School of Business.

Kepergiannya menjadi duka mendalam bagi dunia ekonomi dan pendidikan Indonesia. 

Kwik juga dikenal sebagai nasionalis sejati yang teguh memperjuangkan kebenaran dan keadilan untuk rakyat kecil.

Jejak di Semarang

RUMAH MEMORIAL - Rumah masa kecil ekonom senior Kwik Kian GIe di Jalan Pieree Tendean, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (29/7/2025). Rumah yang kini menjadi Kwik Hway Gwan Memorial Building ini merekam jejak Kwik tumbuh dari SD hingga SMA.
RUMAH MEMORIAL - Rumah masa kecil ekonom senior Kwik Kian GIe di Jalan Pieree Tendean, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (29/7/2025). Rumah yang kini menjadi Kwik Hway Gwan Memorial Building ini merekam jejak Kwik tumbuh dari SD hingga SMA. (TRIBUNBANYUMAS/ARIEL SETIAPUTRA)

Kwik Kian Gie memiliki kedekatan emosional dengan Kota Semarang, tempat ia tumbuh besar.

Meski lahir di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kwik menjalani masa kecilnya di Kota Semarang.

Semasa kecil, ia tinggal di sebuah rumah di Jalan Pierre Tendean, Semarang.

Rumah itu kini menjadi Kwik Hway Gwan Memorial Building, berdampingan dengan Gedung Radjawali Semarang Cultural Center (SCC).

Kwik mengenyam pendidikan di SMP Karangturi, SMA Karangturi, dan SMA Kolese Loyola Semarang, sebelum kemudian melanjutkan studi ke Belanda dan Jakarta.

Selasa (29/7/2025) pagi, Tribunbanyumas.com mengunjungi rumah masa kecil Kwik di Semarang itu dan bertemu Handrijana Hardha, General Manager Kwik Hway Gwan Memorial Building dan Rajawali SCC.

Gerbang tinggi dengan penjagaan seorang satpam menyambut pengunjung yang datang.

Dari sela-sela gerbang terlihat bangunan megah bercat putih yang tampak sepi. Hanya ada satu mobil terparkir di halaman.

"Ini rumah orangtuanya. Waktu kecil, memang Pak Kwik tinggal di sini, tapi kemudian melanjutkan sekolah ke Belanda dan Jakarta. Ini rumah masa kecilnya saja," kata Handri, sapaan Handrijana.

Baca juga: Asti Terkesan Lihat Kemeriahan Kirab Cheng Ho di Semarang

Handri menyampaikan, meski telah menetap di Jakarta, sesekali Kwik pulang ke Semarang ketika ada kegiatan keluarga.

"Kadang-kadang, masih ke sini kalau ada acara keluarga. Tapi, tidak setiap saat."

"Saya sendiri mengenalnya, meski usia kami terpaut jauh."

"Sosoknya memang sejak dulu senang berdiskusi soal politik, mengikuti jejak ayahnya yang juga seorang politikus," ujarnya.

Sosok Cerdas yang Peduli Rakyat Kecil

Handri mengenang Kwik sebagai pribadi yang jujur, cerdas, dan peduli terhadap nasib rakyat kecil.

"Yang saya tahu, hidupnya memang untuk bangsa Indonesia."

"Sampai akhir hayat, beliau masih aktif berdiskusi. Masih punya sekolah bisnis juga."

"Dan memang, dari dulu, dia selalu memperjuangkan hak-hak orang kecil," ungkapnya.

Terkait kabar berpulangnya Kwik, Handri menyampaikan, tidak ada agenda khusus di Semarang, mengingat rumah tersebut telah difungsikan sebagai bangunan cagar budaya dan memorial.

"Sebetulnya, rumah ini hanya untuk memorial saja. Kalau ada keluarga datang ke Semarang, bisa digunakan. Tapi tidak ada acara khusus."

"Tadi malam, ada keluarga di Semarang yang sudah mendengar kabar dan pagi ini mereka berangkat ke Jakarta," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved