Berita Jateng

Proyek Strategis Tol Bawen-Yogyakarta Terancam Mandek di Temanggung, Ada Apa Sebenarnya?

Pembangunan exit tol krusial di Pringsurat, Temanggung, terhambat. Ratusan bidang tanah jadi pemicunya.

ISTIMEWA/DOK PT ADHI KARYA
DIBUKA FUNGSIONAL - Pengelola Tol Yogya-Bawen menyiapkan lajur on/off di jalur Tol Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dua lajur baru tersebut dibuka secara fungsional untuk memperlancar arus mudik Lebaran 2025. 

TRIBUNBANYMAS.COM, SEMARANG - Proyek strategis nasional (PSN) Tol Bawen-Yogyakarta yang sangat dinantikan kini menghadapi ganjalan serius.

Pembangunan salah satu ruas paling krusial dalam proyek ini terancam mandek.

Titik masalah utamanya berada di wilayah Kabupaten Temanggung.

Baca juga: Tol Bawen-Yogya Lahap 309 Bidang Tanah Kas Desa di Kabupaten Magelang, Ganti Rugi Baru Cair untuk 4

Lalu, ada apa sebenarnya yang menjadi penyebab terhambatnya proyek strategis ini?

Masalah ini terungkap dalam sebuah rapat penting pada Jumat (25/7/2025).

Rapat itu digelar di Gedung Gradhika, Semarang.

Hadir dalam rapat tersebut jajaran Komisi V DPR RI dan Gubernur Jawa Tengah.

Wakil Bupati Temanggung, Nadia Muna, menjadi pihak yang membongkar akar masalah tersebut.

Ia menyatakan, penyebab utama proyek ini terancam mandek adalah soal pembebasan lahan.

Lokasi yang bermasalah berada di Kecamatan Pringsurat, Temanggung.

Di lokasi tersebut rencananya akan dibangun sebuah pintu keluar tol atau exit toll.

Total ada 170 bidang tanah milik warga yang harus dibebaskan.

Namun, proses pembebasan untuk sekitar 100 bidang tanah kini tersendat.

Para pemilik lahan menolak melepaskan tanah mereka.

Penyebab utamanya adalah soal harga ganti rugi yang ditawarkan oleh pemerintah.

Menurut Nadia Muna, harga yang ditawarkan dinilai sangat murah dan tidak adil.

Angkanya bahkan jauh di bawah harga pasaran tanah di wilayah tersebut.

"Biasanya di daerah tersebut sekitar Rp500 hingga Rp700 ribu per meter."

"dan sekarang ini ditaksir harganya Rp150 sampai Rp200 ribu saja per meter," jelas Nadia Muna.

Perbedaan harga yang sangat jomplang inilah yang menjadi penyebab utama penolakan warga.

Pemkab Temanggung pun berharap masalah ini bisa menjadi perhatian serius.

"Aspirasi masyarakat kami bisa tersampaikan dan bisa terselesaikan dan ada jalan keluar," tuturnya.

Menanggapi hal ini, Anggota DPR RI, Sriyanto, mengakui adanya permasalahan di Temanggung.

"Kami memahami hal itu, perlu adanya pendekatan-pendekatan," ujarnya.

Namun, ia juga memberikan sebuah peringatan kepada warga.

Ia meminta agar masyarakat tidak bersikap aji mumpung dalam meminta ganti rugi.

"Karena sekarang ganti untung kami berharap masyarakat jangan aji mumpung," tuturnya.

Sriyanto tidak memberikan jawaban lugas saat ditanya soal harga penawaran yang terlalu rendah.

Di sisi lain, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, kembali menekankan pentingnya proyek ini.

Ia menyebut proyek Tol Bawen-Yogyakarta sangat krusial bagi perekonomian dan pariwisata.

"Ini sangat menguntungkan sekali bagi Jawa Tengah, khususnya bagi distribusi barang maupun orang," ujar Luthfi.

Kini, terjawab sudah apa sebenarnya penyebab proyek strategis ini terancam mandek.

Sengketa harga ganti rugi di Temanggung menjadi biang keladinya.

Warga merasa harga yang ditawarkan tidak adil dan merugikan.

Sementara pemerintah terus menekankan pentingnya proyek ini untuk kepentingan yang lebih besar.

Nasib kelancaran pembangunan tol ini kini bergantung pada ditemukannya jalan tengah.

Sebuah solusi harga yang bisa diterima oleh warga pemilik lahan di Temanggung.

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved