Berita Banyumas

Muncul Seruan Aksi di Depan Patung Kuda Unsoed, Terkait Kasus Pelecehan Seksual oleh Oknum Profesor

Sebauh flyer ajak aksi di Depan Patung Kuda Unsoed, beredar di media sosial. Ajakan aksi digelar pukul 15.00 sampai selesai.

|
Editor: Rustam Aji
dok. flyer
SERUAN AKSI - Muncul flyer seruan aksi di depan patung kuda Unsoed Purwokerto terkait kasus dugaan pelecahan yang dilakukan oleg seorang oknum profesor kepada seorang mahasiswi. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Seruan aksi di depan patung kuda kampus Unsoed beredar di media sosial.

Flyer itu berlogo "Bhineka Ceria", berupa "Seruan Aksi Mimbar Bebas Unsoed Darurat kekerasan Seksual, Jangan Diam, lawan!"

Dalam flyer, ajakan aksi ini digelar pada pukul 15.00 sampai selesai.

Sebelumnya, memang mencuat dugaan kasus pelecehan seksual terhadap mahasiswi Fisip oleh seorang profesor atau guru besar.

Bahkan, kemarin, perwakilan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, jawa Tengah, mendesak pihak kampus bertindak tegas dalam menangani dugaan kasus kekerasan seksual yang melibatkan seorang dosen sekaligus guru besar.

Salah satu perwakilan mahasiswa yang turut dalam aksi, Hafizd Baihaqi, menyatakan mahasiswa hadir mengawal jalannya proses hukum dan prosedural yang kini tengah ditangani oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) kampus.

"Saya mewakili mahasiswa Unsoed mendampingi dan mengawal kasus ini. 

Memang sudah ditindaklanjuti oleh Satgas dan sedang berjalan sesuai prosedur semestinya," ujar Hafizd kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (24/7/2025).

Ia menegaskan sanksi yang diberikan harus seadil-adilnya, apalagi terduga pelaku adalah sosok guru besar yang semestinya menjadi teladan moral dan intelektual di lingkungan akademik.

"Perbuatannya sangat tidak pantas. 

Seorang guru besar semestinya menunjukkan etika dan keteladanan, bukan sebaliknya," tegasnya.

Baca juga: Mahasiswa Unsoed Desak Kampus Bersikap Tegas, Tuntut Pemecatan Dosen Pelaku Kekerasan Seksual 

Hafizd menyebut mahasiswa mendorong agar kampus terbuka dalam menyampaikan perkembangan penanganan kasus kepada publik dan tidak terkesan menutupi.

"Kami menuntut agar kampus segera memberikan pernyataan resmi. 

Kami hanya ingin menunjukkan kepedulian terhadap perguruan tinggi. 

Sanksi seharusnya tegas, bahkan kami mendorong pemecatan sebagai bentuk efek jera," jelasnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved