Berita Blora
Baru Wacana, Rencana Penerapan 5 Hari Sekolah dI Blora Sudah Ditolak. Kepala SD: Anak Lebih Capek
Wacana lima hari sekolah di Blora menimbulkan pro dan kontra. Kepala SDN 1 Karangjati menilai, kebijakan itu hanya akan bikin anak capek.
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA - Kepala SDN 1 Karangjati, Blora, Eko Hadi Sulistiyono menolak rencana penerapan lima hari belajar di sekolah yang akan digelar Pemkab Blora.
Eko menilai, pembelajaran lima hari di sekolah justru membebani anak.
"Kalau saya pribadi, lebih memilih enam hari belajar karena lebih efektif dibandingkan lima hari belajar."
"Alasannya, yang kita upayakan adalah anak, kemampuan anak itu tidak bisa dipaksakan," kata Eko saat ditemui di kantornya, Rabu (23/7/2025).
Menurut Eko, dengan enam hari belajar, peserta didik lebih mampu menerima pelajaran dari guru.
"Dengan adanya enam hari belajar itu anak lebih mampu menguasai dalam menerima pelajaran dari guru."
"Kalau lima hari belajar kan anak itu pulangnya bisa lebih sore dan membuat anak lebih capek," terangnya.
Baca juga: Kampus Swasta Ketar-ketir UNY Bangun Kampus Megah di Blora
Eko menjelaskan, saat enam hari belajar di sekolah, peserta didik bisa pulang lebih awal.
Senin sampai Kamis, pembelajaran berlangsung pukul 07.00 WIB-12.15 WIB.
Jumat, pukul 07.00 WIB-10.30 WIB.
Sementara, Sabtu, pukul 07.00 WIB-11.00 WIB.
"Tetapi, kalau lima hari belajar, pulangnya kan bisa sampai sore, anak capek."
"Kalau enam hari belajar seperti ini kan mereka bisa pulang lebih awal, kemudian bisa istirahat dan masih ada waktu untuk ikut bimbel (bimbingan belajar)," terangnya.
Masih Dikaji
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Blora Sunaryo menyebut, penerapan lima hari sekolah untuk wilayah Blora masih tahap wacana.
"Beberapa daerah memang sudah melaksanakan lima hari belajar, ya. Kemarin di Situbondo, itu sudah berlaku, terus ini yang mau mencoba kelihatannya Kabupaten Pati."
"Tapi, kita masih amati dan kita kaji, kira-kira, kalau lima hari belajar di Blora diimplementasikan seperti apa. Saya yakin kan ada juga penolakan kan," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Sunaryo, wacana lima hari sekolah masih perlu kajian mendalam.
"Makanya, kita butuh kajian yang komprehensif kan. Jangan sampai ada penolakan," ujarnya.
Baca juga: Kendaraan Hilang di Tempat Parkir Pasar Sido Makmur Blora Bakal Diganti, Ada Jaminan Asuransi
Informasi awal, kata Sunaryo, wacana lima hari belajar, disambut baik oleh guru-guru di Blora.
"Kalau saya tanya ke guru-guru sih responnya baik, dengan lima hari belajar itu. Mereka masih punya kesempatan untuk melakukan kegiatan lain, persiapan pembelajaran dan lain-lain dengan lima hari belajar itu," jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap akan melibatkan berbagai stakeholder untuk mengkaji sistem lima hari belajar.
"Dan kita harus persiapan, harus melibatkan banyak stakeholder untuk diajak bicara membahas itu," ujarnya.
Sunaryo belum bisa memastikan kapan penerapan lima hari belajar akan diterapkan di Blora.
Sunaryo juga sempat mengkomunikasikan rencana ini kepada Bupati Blora, Arief Rohman.
"Kalau dari Pak Bupati, memerintahkan untuk mengkaji lima hari belajar di sekolah itu. Nilai plus minusnya apa? Kalau kita implementasikan mampu atau tidak? seperti itu," paparnya. (*)
Bebas dari Penjara Kasus Ijazah Jokowi, Bambang Tri Dikabarkan Langsung Temui Teman-teman di Blora |
![]() |
---|
Sempat Nginap di Mbah Damin, Keberadaan Bambang Tri Mulyono di Blora Misterius |
![]() |
---|
Balita Korban Kebakaran Sumur Minyak di Gendono Blora Dijenguk Wabup Sri Setyorini |
![]() |
---|
Kebakaran Sumur Minyak di Blora Picu Pencemaran Sungai, DLH Cek Keamanan Sumur Warga |
![]() |
---|
Diduga Ada Oknum Jadi Beking Tambang Minyak Ilegal di Gendono Blora, Ini Respon Bupati Arief! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.