Berita Kudus
Tak Ada yang Daftar, Kelas 1 SDN 1 Adiwarno Kudus Kosong, Guru Kelas I Dipindah Mengajar Kelas III
Delapan pasang meja dan kursi tersebut sejatinya menyambut calon siswa baru SDN 1 Adiwarno tahun ajaran baru 2025/2026.
Penulis: Saiful Masum | Editor: Rustam Aji
TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Ruang kelas I Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Adiwarno Kabupaten Kudus, tampak kosong.
Ya, untuk pertama kalinya SDN 1 Adiwarno tidak mendapatkan siswa pada tahun ajaran 2025/2026.
Ruangan kelas yang terletak di paling ujung timur dari satu blok bangunan sekolah, tampak seperti ruang yang terbengkalai.
Meja yang berdebu tipis menjadi pembeda suasana kelas yang biasanya dijadikan sebagai tempat pembelajaran siswa baru di SDN 1 Adiwarno dengan kelas-kelas lainnya, kosong.
Bangku-bangku masih tertata rapi dengan delapan kursi di kelas 1 yang sebelumnya digunakan belajar para siswa yang kini naik ke kelas II.
Sunyi! Kini ruang kelas I pun sepi tanpa terdengar berisiknya aktivitas belajar dan mengajar.
Di sisi lain, masih terpampang jadwal pelajaran, jadwal piket kebersihan, bank data kelas I, papan absensi siswa yang semuanya masih bertuliskan tahun ajaran 2024/2025.
Hal serupa juga terlihat pada buku LKS siswa yang sebelumnya sudah dipakai untuk pembelajaran siswa tahun ajaran 2024/2025.
Baca juga: Terpilih Jadi Ketum PSI, Kaesang Teriakkan Gajah saat Pidato Kemenangan
Menurut Plt Kepala SDN 1 Adiwarno Kudus, Siti Lestari, suatu pencapaian yang tidak disangka karena SDN 1 Adiwarno untuk pertama kalinya tidak berhasil mendapatkan siswa baru tahun ajaran kali ini.
Padahal, pengalaman yang sudah terjadi, minimal ada 2 siswa baru yang menempuh pendidikan di SDN 1 Adiwarno, terjadi pada penerimaan siswa baru tahun ajaran 2023/2024, 2020/2021, dan 2019/2020.
Kini, kelas I terpaksa kosong tanpa ada kegiatan belajar dan mengajar untuk satu tahun ke depan, hingga enam tahun ajaran berlanjut. Sementara guru kelas I terpaksa dipindah untuk mengajar di kelas III.
"Memang tahun ini baru pertama kali kami tidak dapat siswa. Sudah berusaha sosialisasi door to door, namun hasilnya masih nihil. Ada yang orangtuanya bilang sudah terlanjur memilih sekolah negeri lainnya, ada yang bilang mau menyekolahkan anaknya di sekolah swasta. Dan banyak lagi persoalan lainnya," terangnya saat ditemui di sekolahan, Sabtu (19/7/2025).
Secara rinci, Siti Lestari menyebutkan, siswa kelas I di SDN 1 Adiwarno Kudus tahun ajaran 2025/2026 berjumlah nol siswa. Kelas II sembilan siswa, kelas III dua siswa, kelas IV tujuh siswa, kelas V tiga siswa, dan kelas VI dua siswa.
Menurut dia, fenomena menurunnya siswa di SDN 1 Adiwarno Kudus terjadi dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
Selain persaingan ketat antar sekolah dasar negeri yang berdekatan, seperti SDN 2 Adiwarno Kudus, SDN 1 dan SDN 3 Kesambi yang semuanya berada dalam satu kompleks, isu bahwa SDN 1 Adiwarno Kudus bakal diregrouping yang terhembus di kalangan masyarakat sekitar juga dinilai jadi faktor menurunnya minat siswa.
Rasa khawatir muncul di kalangan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang diisukan regrouping. Meskipun masih ada beberapa orangtua yang percaya jika pendidikan yang diikuti lebih sedikit siswa justru akan semakin optimal, sehingga anak lebih mudah menangkap materi yang diberikan oleh para guru.
"Mulai dapat murid sedikit itu enam tahun yang lalu sekitar 2018/2019, waktu itu dapat 2 siswa baru yang saat ini sudah lulus," tuturnya.
Baca juga: Viral Guru Ngaji di Demak Diminta Tandatangai Denda Rp 25 Juta, Netizen Galang Donasi
SDN 1 Adiwarno Kudus pada tahun ajaran sebelum 2018/2019, sering kali mendapatkan murid baru lebih dari 10 siswa. Bahkan pernah sampai mendekati angka 20, menandakan bahwa sekolah tersebut meski dengan lokasi menjorok ke dalam tetap diminati.
Pihaknya berharap pemerintah turun tangan membantu keberlangsungan sekolah-sekolah dasar yang mengalami kesulitan mendapatkan murid.
Supaya keberlangsungan pendidikan tetap berjalan semestinya agar sekolah tidak tutup begitu saja.
"Jika memang kebijakannya harus diregrouping, kami terima. Namun, kami berharap jangan sampai diregrouping, bagaimana nasib guru-gurunya. Berharapnya ada kebijakan lain yang lebih baik, misal antar sekolah terdekat saling membantu terpenuhinya siswa baru," ujar dia.
Diketahui, jumlah siswa di SDN 1 Adiwarno saat ini berjumlah 23 siswa. Sementara jumlah tenaga pendidik sebanyak 8 guru, terdiri dari 3 guru PNS, 3 guru PPPK, dan 2 guru adiwiyata.
Guru Agama di SDN 1 Adiwarno, Nurul Hikmah menambahkan, pihak sekolah sudah berupaya mengajukan anggaran perbaikan sarpras ke Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga untuk memperbaiki sarpras yang sudah rusak. Dengan harapan bisa menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SDN 1 Adiwarno.
Namun, persoalan menurunnya minat masyarakat tidak hanya berpaku pada kondisi sarpras saja. Tetapi, ada beberapa persoalan lain yang dimungkinkan berdampak pada minat untuk belajar di SDN 1 Adiwarno, semakin drop.
Pihaknya sudah berupaya penuh untuk tetap mempertahankan sekolahnya agar tetap bisa berjalan sendiri, tanpa harus melewati program regrouping.
"Fenomena yang terjadi, tak sedikit orangtua yang memilih ke SD yang lebih ramai. Selain itu, kondisi SD yang menjorok ke dalam di belakang SDN 2 Adiwarno, juga salah satu faktornya. Kami berharap jangan sampai diregrouping, ada kebijakan lain yang lebih mendukung," tukasnya. (Sam)
Terpilih Jadi Ketum PSI, Kaesang Teriakkan 'Gajah' saat Pidato Kemenangan |
![]() |
---|
Viral Wajah Pelaku Pembunuhan di Baleraksa Purbalingga Tersebar, Benarkah Namanya Icus? |
![]() |
---|
Kisah Joki Kosan Purwokerto, Dulu Jemput Bola di Kampus Kini Tergilas Medsos |
![]() |
---|
Dilema Mahasiswa Purwokerto, Harga Kosan 'Mencekik' Tapi Biaya Makan Murah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.